Page 132 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 132
"Harapan kami, seluruh jajaran Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota memahami utuh dan
seksama UU Cipta Kerja, termasuk mengimbanginya dengan tidak sepotong-sepotong yang
akhirnya bias," ujar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dalam siaran pers yang diterima
ANTARA di Surabaya, Rabu(14/10).
Ia berharap, para ASN, akademisi, tokoh masyarakat, perwakilan buruh, dan mahasiswa bersedia
masuk dalam tim tersebut sehingga bisa membantu menyosialisasikan UU Cipta Kerja.
"Harapannya makin banyak elemen masyarakat yang bisa membantu menyosialisasikannya
setelah dilakukan telaah dan dipahami secara komprehensif. Sebab, akan semakin signifikan
menjelaskan detail antara mana narasi benar dan mana yang hoaks," ucapnya.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu pada hari ini bersama perwakilan organisasi buruh
berdialog dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam)
Mahfud MD di Kantor Kemenko Polhukam di Jakarta.
Sekitar 25 perwakilan buruh yang hadir, antara lain dari KSPSI Jatim, SBSI, KSPI, SPM, KSBSI,
Buruh Sidoarjo, dan lain-lain perwakilan buruh di Jatim.
Khofifah mengaku dirinya masih terus mempelajari detail UU tersebut agar dapat memahami
secara utuh UU Cipta Kerja, terutama pasal-pasal yang dinilai kontroversial dan mengganjal oleh
pekerja dan buruh.
Mantan Menteri Sosial itu mengatakan selama ini terus melakukan koordinasi intensif, khususnya
dengan Menko Perekonomian untuk mendapatkan detail penjelasan pasal per pasal yang banyak
dipertanyakan.
"Misalnya terkait pesangon, hak cuti, sertifikasi halal dan hal substantif lainnya. Poinnya
bagaimana UU ini dapat dipahami utuh dan tidak terjadi disinformasi," katanya.
Gubernur Khofifah menyampaikan, selain bersama-sama memahami UU Cipta Kerja, diskusi soal
pemahaman perlu dilakukan sehingga diperoleh persepsi sama dan pemahaman secara
komprehensif.
"Mari diskusikan bersama, undang pakar yang memang benar-benar memahami isi dan esensi
UU Cipta Kerja, setelah itu kita sosialisasikan secara komprehensif," tuturnya. (Antara).
131