Page 134 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 134

Ringkasan

              Anggota Panitia Kerja (Panja) RUU Cipta Kerja Firman Soebagyo menegaskan UU Cipta Kerja
              yang pekan lalu disahkan oleh DPR RI tidak mengalami perubahan substansial.

              Ia menyatakan perubahan yang terjadi hanya persoalan teknis terkait halaman. Lantaran itu, ia
              berharap masyarakat tetap tenang dan tidak perlu merasa khawatir



              UU CIPTA KERJA TAK BERUBAH

              Anggota Panitia Kerja (Panja) RUU Cipta Kerja Firman Soebagyo menegaskan UU Cipta Kerja
              yang pekan lalu disahkan oleh DPR RI tidak mengalami perubahan substansial.

              Ia menyatakan perubahan yang terjadi hanya persoalan teknis terkait halaman. Lantaran itu, ia
              berharap masyarakat tetap tenang dan tidak perlu merasa khawatir. "Sesuai UU No 12 Tahun
              2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, penulisan draf RUU harus sesuai
              standardisasi yang diatur dalam UU yaitu diketik dengan jenis huruf Bookman Old Style, size 12
              dan dicetak di kertas F4. Tidak ada substansi yang berubah. Karena penyesuaian huruf dan
              kertas maka jumlah halaman berubah. Selama pembahasan ada yang menggunakan kuarto jadi
              tidak sesuai," kata Firman dalaMKeterangan tertulis, Rabu (14/10).

              Hal teknis itu lah yang membuat jumlah lembaran UU Cipta Kerja seperti tidak sama. Padahal,
              tegas Firman, tim perumus dan tim sinkronisasi tidak boleh menambah dan mengurangi. "Mereka
              hanya melihat sistem penulisannya saja. Tim ini melibatkan ahli bahasa dan ahli bahasa hukum.
              Ahli bahasa melihat, apakah yang ditulis dalam draft RUU sudah sesuai dalaMKamus bahasa
              Indonesia, sebab jika tidak bisa menimbulkan persepsi yang berbeda," kata anggota Komisi IV
              dari Fraksi Partai Golkar itu.

              Lebih lanjut Firman menyatakan, jika setelah pleno dan dibawa ke paripurna draf RUU langsung
              dikerjakan guna menyesuaikan aturan penulisan baku dalam UU, baru selesai Senin (12/10)
              malam.

              Tentang adanya anggota Panja yang mengaku belum menerima draf RUU Cipta Kerja, Firman
              justru balik bertanya.

              "Anggota Panja yang belum terima draf di rapat paripurna hadir secara fisik atau tidak. Yang
              jelas sudah dibagikan semua ke Kapoksi masing-masing," ucapnya.

              Dirinya juga menampik anggapan yang berkata RUU Cipta Kerja dibuat terkesan terburu dan
              dipaksakan.  Firman  menyatakan  UU  Cipta  kerja  digagas  sebelum  pandemi.  Hal  itu  tertuang
              dalam pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo 16 Agustus dan sewaktu pelantikan anggota
              DPR  periode  ini.  Kemudian  DPR  membahas  dan  memasukkannya  dalam  Prolegnas  prioritas
              tahunan. Ia juga mengatakan pemerintah sudah menyusun Naskah Akademis. Kemudian 24 April
              2020, Raker pertama diselenggarakan. "Sejak saat itu dibahas nonstop, karena Undangundang
              ini  dianggap  penting  untuk  memperbaiki  ekonomi,  untuk  menghadapi  situasi  bangsa  yang
              sedang terpuruk di masa pandemi, bahkan saat reses pun kita lembur," tuturnya.

              Ia kembali menegaskan jika RUU Cipta Kerja ini adalah satu-satunya UU yang dibahas secara
              terbuka. Publik bisa melihat dan mengakses melalui zoom dan TV parlemen. "Pakar, ahli, pelaku
              usaha, Apindo, buruh, semua sudah diundang. Pemerintah juga sudah melakukan konsultasi
              publik," tambahnya.



                                                           133
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139