Page 139 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 139

Aksi demo buruh mengenakan jaket menghijaukan lapangan upacara Pemprov Lampung yang
              juga berada di depan gedung DPRD Lampung. Aparat kepolisian berjaga ketat dan menutup
              sejumlah ruas jalan. Arus kendaraan dialihkan ke jalur lain, untuk menghindari kemacetan.

              Para buruh mendatangi Pemprov Lampung menggunakan dua bus penumpang dan kendaraan
              bermotor. Polisi sudah memasang gulungan kawat berduri untuk menghalau peserta aksi masuk
              wilayah  perkantoran  Pemprov  Lampung.  Polisi  mengenakan  perlengkapan  taktis  menghalau
              pendemo dengan berdiri membentuk pagar betis.

              Setelah puas berorasi menyuarakan aspirasi terkait dengan disahkan UU Cipta Kerja tersebut,
              perwakilan buruh yang diperkankan masuk 15 orang untuk beraudiensi dengan Wakil Gubernur
              Lampung Chusnuniah, Sekdaprov Lampung Fahrizal Darminto, dan Asisten I Irwan S Marpaung
              di Balai Keratun.

              Yuce Hengki, perwakilan buruh menyatakan, pihaknya tidak menolak UU Cipta Kerja, namun ada
              sejumlah permintaan dalam UU tersebut dicabut atau dikeluarkan, yakni soal ketenagakerjaa.
              Menurut dia, klaster ketenagakerjaan di UU Cipta Kerja tersebut sangat merugikan buruh atau
              pekerja.

              "Kami  tidak  menolak  Undang  Undang  Omnibus  Law,  tapi  kami  minta  cabut  klaster
              ketenagakerjaan  dari  undang  undang  tersebut,"  kata  Yuce  kepada  Wagub  Chusnuniah  dan
              sejumlah pejabat Pemprov Lampung.

              Menurut dia, pemerintah segera menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang
              atau  Perppu  untuk  menghilangkan  klaster  ketenagakerjaan  dalam  UU  Omnibus  Law,  dan
              mengembalikan kepada UU ketenagakerjaan seperti dulu lagi.

              Aksi buruh tersebut menyampaikan tujuh aspirasi kepada pemerintah pusat melalui pemerintah
              daerah Lampung. Sorotan para buruh dalam tujuh tuntutan tersebut yakni masalah jaMKerja,
              rencana penggunaan tenaga kerja asing, pekerja kontrak, pekerja alih daya ( outsourcing ), upah
              minimum, pesangan PHK, dan program jaminan kehilangan pekerjaan.

              Dia menyebutkan, sebelumnya hak buruh atau pekerja dilindungi dengan Undang Undang Nomor
              13 Tahun 2003. Setelah terbit UU Cipta Kerja maka hak buruh dalam UU 13/2003 menjadi hilang.
              Menurut dia, segera masalah tersebut cabut dalam UU Cipta Kerja.
              Wagub Lampung Chusnunia mengatakan, UU Cipta Kerja untuk menyediakan lapangan kerja
              baru, sehingga angkata kerja dapat terserap dalam lapangan kerja baru dengan kemudahan
              investasi. "Mengenai tuntutan tersebut nanti akan ditindaklanjuti dengan melakukan pertemuan
              stakeholder lainnya," katanya.

              Selain itu, UU Cipta Kerja memberikan kemudahan berusaha dalam hal pengurusan perizinan
              bagi investor maupun UMKM. Mengenai upah minimum tetap ada, juga masalah pesangon dalam
              undang undang tersebut masih terakomodasi.
              Menurut  dia,  pengusaha  dan  perusahaan  tidak  dapat  melakukan  PHK  sepihak  dan  tidak
              memberikan  pesangon  kepada  pekerja  atau  buruhnya.  Mengenai  pekerja  kontrak  atau
              outsourcing tetap diperhatikan dalam undang undang tersebut.











                                                           138
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144