Page 17 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 17

"Pengusaha harus tetap memberi informasi, tidak bisa sepihak. Kalau pekerja tidak setuju, harus
              ada perundingan yang bisa didampingi serikat pekerja. Jika tidak sepakat, pemerintah harus
              mediasi. Kalau tidak selesai juga, baru masuk jalur hukum," ujarnya.

              Dita   juga   mengatakan     tiap-tiap   daerah   juga   masih    bisa   menetapkan     Upah
              MinimuMKabupaten/Kota  (UMK)  sesuai  penghitungan  inflasi  maupun  pertumbuhan  ekonomi,
              meski tidak diwajibkan.

              "Kalau UMP-nya dianggap sudah mewakili, tidak perlu. Tiap daerah punya karakteristik yang
              berbeda-beda, kalau mayoritas pekerjanya di UMKM, harus disesuaikan. Makanya pilihan katanya
              dapat,  bukan  wajib,"  kata  Dita.  Secara  keseluruhan,  Dita  mengatakan  pemerintah  akan
              mengakomodasi  beberapa  hal  yang  belum  detail  dalam  UU  Cipta  Kerja  melalui  penerbitan
              Peraturan Pemerintah (PP) dengan melibatkan serikat pekerja.

              "  Setidaknya  ada  tiga  sampai  empat  PP  yang  akan  kita  bahas.  Tentang  pengaturan
              ketenagakerjaan  yang  isinya  soal  kontrak,  outsource,  dan  lainnya,  PP  tentang  Jaminan
              Kehilangan Pekerjaan, dan PP tentang pengupahan," katanya.

              UU Ciptaker Prioritaskan UMKM

              Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Heri Gunawan memastikan strategi penciptaan lapangan
              kerja melalui UU Cipta kerja (Ciptaker) justru dengan memprioritaskan UMKM sebagai leading
              sector atau sektor utama. Heri mengungkapkan proritas UMKM sebagai leading sector mengacu
              pada data bahwa kontribusinya terhadap PDB mencapai 60,3 persen. Kontribusi UMKM yang
              besar  terhadap  perekonomian  belum  diiringi  dengan  perhatian  yang  maksimal  terhadap
              pengembangan  UMKM.  "Sejumlah  masalah  klasik  masih  menjadi  persoalan  yang  membelit
              UMKM. Persoalan itu di antaranya mengenai permodalan, perizinan, pemasaran, basis data, dan
              akses terhadap proyek-proyek pemerintah," katanya dalaMKeterangan tertulis yang diterima di
              Jakarta, Rabu.

              Hal  ini  dapat  dilihat  dalaMKonsideran  "Menimbang"  UU  Cipta  Kerja  bahwa  pemberian
              kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan UMKM diletakkan pada susunan terdepan ber-
              sama-sama dengan koperasi, baru kemudian disusul dengan peningkatan ekosistem investasi,
              dan  percepatan  proyek  strategis  nasional,  termasuk  peningkatan  perlindungan  dan
              kesejahteraan pekerja.

              UU Cipta Kerja, kata dia, didesain untuk mengatasi sejumlah persoalan yang membelit UMKM
              selama  ini.  Ada  bab  khusus  yang  menjabarkan  sejumlah  kemudahan  untuk  UMKM.  Bab  V,
              misalnya, menjabarkan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan yang diberikan terhadap
              UMKM dan koperasi. Khusus untuk UMKM normanya membentang dari Pasal 87 hingga Pasal
              104.

              "Jadi,  di  dalam  Bab-V  ada  17  pasal  sebagai  karpet  merah  untuk  UMKM.  Selain  itu  sejumlah
              kemudahan lainnya juga terdapat pada pasal tentang Jaminan Produk Halal, Perseroan Terbatas,
              Ketenagakerjaan, dan lain-lain," ujar Heri Gunawan.
              Perhatian terhadap UMKM dimulai dengan mengubah Pasal 6 UU Nomor 20 Tahun 2008 tentang
              UMKM yang mengatur kriteria.

              Dalam regulasi lama itu kriteria UMKM hanya memuat kekayaan bersih. Oleh UU Cipta Kerja
              diperluas dengan dapat memuat modal usaha, omzet, indikator kekayaan bersih, hasil penjualan
              tahunan,  nilai  investasi,  insentif  dan  disinsentif,  penerapan  teknologi  ramah  lingkungan,
              kandungan lokal, dan jumlah tenaga kerja sesuai dengan kriteria setiap sektor usaha.





                                                           16
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22