Page 247 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 247
"Jadi apa bedanya UU 13 dengan UU Cipta Kerja, bedanya adalah di UU Cipta Kerja ini
menampung ketentuan tentang pekerjaan yang sifat dan kondisinya tidak dapat sepenuhnya
mengikuti ketentuan tersebut sehingga perlu diatur waktu kerja khusus," ujarnya.
Termasuk berbagai pekerjaan yang bergelut pada sektor digital, sehingga Ida menambahkan
bahwa UU Cipta Kerja kini mampu mengakomodasi para pekerja dalam bidang tersebut.
"Misalnya sektor ekonomi digital yang waktu kerjanya sangat fleksibel, ibu-ibu rumah tangga nih
yang bekerja setelah menyelesaikan pekerjaan domestiknya bekerja ketika anak sudah selesai
kemudian misalnya (bekerja, red) dari jam 8-2 saja. Itu kan tidak sampai tujuh jam. Itu tetep
diakomodasi, dulu kan gak bisa," ujarnya.
Di samping itu jenis pekerjaan mulai berkembang sesuai perkembangan zaman.
Bahkan tak sedikit pekerja saat ini memiliki waktu yang fleksibel sebab menggeluti lebih dari
satu pekerjaan.
Namun Ida menegaskan, UU Cipta Kerja mampu mengakomodasi hal tersebut dan
menguntungkan para pekerja.
"Ini kan dinamika ketenagakerjaan banyak sekali jenis pekerjaan. Anak-anak milenial kerja itu
satu hari bisa dua bos, lima jam di bos A, lima jam lagi di bos B misalnya. Dinamika anak sekarang
fleksibel dan ini tidak diakomodasi, bagaimana bentuk perlindungannya, ada di UU Cipta Kerja
ini," tambahnya.
Menurut Ida, kebanyakan pihak telah salah kaprah memahami UU Cipta Kerja karena mengambil
beberapa poin dan bukan secara keseluruhan.
"Itu mungkin ngambilnya secara parsial-parsial," tambahnya.
Ia menyarankan agar UU Cipta Kerja disandingkan dengan UU Nomor 13 Tahun 2003 sehingga
masyarakat mampu memahami dengan lebih baik.
"Memang pada saatnya harus disandingkan UU Ketenagakerjaan 13 2003, nanti UU Cipta Kerja
klaster ketenagakerjaan harus disandingkan begitu biar membacanya secara gampang dan itu
pada saatnya akan dilakukan sekarang kan baru disahkan," pungkasnya. ***.
246