Page 254 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 254

Kasubdit Hubungan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Sumondang mengatakan
              bahwa  dampak  kenaikan  cukai  rokok  dapat  menyebabkan  perusahaan  tutup  dan  terjadi
              pemutusan hubungan kerja (PHK). Pemerintah perlu mengkaji kembali kebijakan tersebut.



              CUKAI ROKOK NAIK, PETANI TEMBAKAU MAKIN MENDERITA

              Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) menilai rencana kenaikan tarif cukai rokok pada
              2021 harus dipikirkan secara adil dan bijaksana, jangan sampai hal ini membuat pelaku industri
              tembakau khususnya petani dan pekerja sektor sigaret kretek tangan (SKT) makin menderita
              terutama di tengah kondisi ekonomi sulit di masa pandemi COVID-19.

              Ketua Umum AMTI Budidoyo mengatakan selama ini pemerintah mengantongi sebanyak 70%
              dari kontribusi pajak dan cukai industri hasil tembakau. Menurutnya target penerimaan negara
              dari  cukai  dipatok  naik  4,8%  menjadi  Rp172  triliun.  Ini  sudah  setara  dengan  11,9%  total
              penerimaan pajak negara. Belum lagi pajak retribusi daerah 10% dari nilai cukai dan pendapatan
              PPn rokok.

              Setelah kenaikan cukai 2020 mencapai 23%, pabrikan dinilai enggan untuk menaikkan harga
              jual  ke  pasaran  karena  memikirkan  daya  beli  masyarakat.  Hasilnya  kinerja  industri  makin
              terpuruk dan imbasnya kepada petani dan pekerja IHT, belum lagi ditekan dampak pandemi.

              "Makanya kalau menurut kami yang perlu dipikirkan para petani dan sektor SKT yang rata-rata
              perempuan.  Kalau  mereka  kehilangan  pekerjaan,  kasihan  kalau  mereka  menjadi  tulang
              punggung, Untuk tahun depan, harapannya SKT tidak perlu naik tarif cukai dulu demi prioritas
              penyelamatan tenaga kerja," ujar Budidoyo di Jakarta, Rabu (14/10/2020).

              Dia berharap pemerintah bersikap rasional dan bijaksana dalam menentukan kebijakan cukai
              rokok. Jangan sampai kenaikannya terlalu tinggi seperti pada tahun ini yakni 23%. Adapun,
              selain berkontribusi secara ekonomi, industri rokok juga menyerap tenaga kerja mencapai 5,9
              juta orang. "Apabila satu orang menanggung empat anggota keluarga, berarti ada 20 juta orang
              menggantungkan hidupnya dari IHT," katanya.

              Kasubdit Hubungan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Sumondang mengatakan
              bahwa  dampak  kenaikan  cukai  rokok  dapat  menyebabkan  perusahaan  tutup  dan  terjadi
              pemutusan hubungan kerja (PHK). Pemerintah perlu mengkaji kembali kebijakan tersebut.

              "Pemerintah  perlu  melihat  dan  menghitung  kembali  dampak  dari  kenaikan  cukai  karena
              bagaimanapun kalau dihitung ini secara ekonomi dan jumlah pengangguran yang berdampak,
              ini harus dilakukan kajian/penelitian atau mengambil keputusan yang bijak," ujar Sumondang.

              Kemenaker berharap bahwa tenaga kerja harus tetap bekerja dan perekenomian tetap bekerja
              dengan baik tanpa adanya PHK. "Kita harus menghitung dampak dari terjadinya kenaikan cukai
              ini. Jangan sampai terjadi PHK dan sampai perusahaan tutup atau lainnya. Perlu kehati-hatian
              dan kajian lebih dalam untuk menghindari ini. Juga harus ada roadmap untuk melihat ini secara
              luas,"katanya.

              (nng).










                                                           253
   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259