Page 323 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 323

negative - Said Iqbal (Presiden KSPI) Sekarang kalau pak Presiden nggak mau meneken Perppu
              dan melakukan eksekutif review, maka sekarang tinggal DPR (harapannya). Daripada nanti DPR
              dipermalukan  di  hadapan  rakyat,  uji  formilnya  itu  saja  sudah  kelihatan  mulai  dari  halaman-
              halaman  berubah,  disahkan  harusnya  tanggal  8  Oktober  tiba-tiba  jadi  tanggal  5  Oktober,
              kemudian  tidak  maksimal  melibatkan  public  hearing.  Itu  kalau  uji  formil  kalah  DPR  dan
              pemerintah, gugatan kami serikat buruh dimenangkan oleh MK, maka semua batal

              neutral - Said Iqbal (Presiden KSPI) Daripada nanti DPR dipermalukan di hadapan rakyat, uji
              formilnya  itu  saja  sudah  kelihatan  mulai  dari  halaman-halaman  berubah,  disahkan  harusnya
              tanggal 8 Oktober tiba-tiba jadi tanggal 5 Oktober, kemudian tidak maksimal melibatkan public
              hearing.

              negative  -  Said  Iqbal  (Presiden  KSPI)  Pasal-pasal  itu  saja  yang  kita  persoalkan  dan  klaster
              ketenagakerjaan tentu. Tapi kalau uji formilnya cacat formil, akhirnya kan malu. Jadi lebih baik
              legislative review, itulah yang kita bisa sampaikan berdasarkan perubahan halaman-halaman



              Ringkasan

              Ketua Umum Serikat Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
              (FSP LEM SPSI) Arif Minardi mengaku was-was, jika harus memperjuangkan Undang-undang
              Cipta Kerja melalui jalur uji materi di Mahkamah Konstitusi (MK). Meski demikian, tidak menutup
              kemungkinan,  ujar  Arif,  federasi  buruh  mengajukan  judicial  review.  Namun  ia  memastikan,
              pihaknya akan lebih dahulu mempelajari undang-undang yang baru terkait Mahkamah Konstitusi.



              BURUH WAS-WAS HASIL UJI MATERI UU CIPTA KERJA DI MAHKAMAH KONSTITUSI
              Ketua Umum Serikat Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
              (FSP LEM SPSI) Arif Minardi mengaku was-was, jika harus memperjuangkan Undang-undang
              Cipta Kerja melalui jalur uji materi di Mahkamah Konstitusi (MK).

              "Katakanlah kami juga was-was di MK itu. Terus terang sajalah bahwa kami curiga bahwa MK
              tidak netral," kata Arif dalaMKonferensi pers secara virtual, Senin (12/10/2020).

              Meski  demikian,  tidak  menutup  kemungkinan,  ujar  Arif,  federasi  buruh  mengajukan  judicial
              review. Namun ia memastikan, pihaknya akan lebih dahulu mempelajari undang-undang yang
              baru terkait Mahkamah Konstitusi.

              "Tentang khusus judicial review. Pertama, kami akan mempelajari dulu tentang undang-undang
              yang baru tentang MK. Karena, undang-undang yang lama sebelumnya direvisi," ujarnya.

              "Undang-undang yang baru saya mendapat masukan bahwa hasil MK itu bisa diabaikan oleh
              pemerintah. Pemerintah bisa mengabaikan MK, hasil keputusan MK gitu. " "Maka kita akan cobal
              mempelajari dulu undang-undang MK tentang kemungkinannya. Kita juga harus review semua
              dan apakah efektif ke MK," sambungnya.

              Selain  persiapan  ke  Mahkamah  Konstitusi,  para  buruh  juga  menyiapkan  sejumlah  agenda
              lanjutan penolakan UU Cipta Kerja, seperti kembali berunjuk rasa, atau melalui eksekutif dan
              legislatif review.

              "Jadi begini, kita akan melakukan semua gerakan atau antisipasi atau apapun yang semuanya
              sesuai  undang-undang,  mulai  aksi  unjuk  rasa,  kemudian  ada  eksektuif  review,  ada  legislatif
              review, juga menurut pakar hukum termasuk judicial review," jelas Arif.


                                                           322
   318   319   320   321   322   323   324   325   326   327   328