Page 41 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 41

Memang, sejak aksi unjuk rasa pertama kali meletup pada 6 Oktober lalu, beragam disinformasi
              tersebar secara masif di masyarakat. Tak hanya melalui aplikasi pesan instan, tetapi penyebaran
              informasi palsu (hoaks) juga dilakukan secara masif di platform media sosial.

              Kebanyakan  hoaks  yang  disebarkan  dalam  bentuk  gambar  dengan  narasi  memojokkan
              pemerintah. Juga berisi tentang hasutan untuk berbuat onar dan melakukan perusakan. Bahkan,
              narasi bernada makar seperti ajakan melakukan revolusi juga digaungkan. Tak hanya itu, upaya
              adu  domba  antarelemen  masyarakat  juga  bermunculan.  Umumnya  konten-konten  hoaks
              tersebut disebarkan oleh akun anonim, kemudian diviralkan oleh masyarakat yang tanpa sadar
              masuk ke dalam sebuah jebakan.

              Situasi  semakin  tak  kondusif  tatkala  pihak-pihak  yang  selama  ini  dikenal  sebagai  buzzer
              (pendengung)  memperkeruh  suasana  dengan  melemparkan  hoaks  bahwa  unjukrasa  yang
              dilakukan oleh masyarakat didanai oleh pihak tertentu. Para buzzer menyebut salah satu partai,
              bahkan mantan presiden yang menjadi donatur dan memasok logistik para pengunjuk rasa. Tak
              hanya itu, paraiuzzer juga dengan leluasa menyebar fitnah terhadap institusi militer.

              Media sosial saat ini seolah hanya menjadi keranjang sampah tempat melakukan propaganda
              untuk memecah belah. Baik yang dilakukan oleh kelompok yang kecewa terhadap pemerintah
              maupun kelompok-kelompok yang mengklaim memiliki kedekatan dengan pihak yang sedang
              berkuasa.

              Sejatinya, unjuk rasa yang dilakukan tanpa henti dalaMKurun sepekan terakhir dapat dihindari
              apabila pemerintah dan DPR lebih terbuka dalam pengesahan UU Cipta Kerja. Sebab/informasi
              yang beredar di masyarakat, UU Cipta Kerja memiliki dua versi, belakangan disebut-sebut ada
              versi terbaru. Bahkan, hingga saat ini draf UU Cipta Kerja belum diketahui keberadaannya.

              Hal inilah yang berpotensi menimbulkan kecurigaan di masyarakat. Namun demikian, masyarakat
              tetap  harus  memberikan  respons  yang  baik  sesuai  dengan  prosedur  dan  tidak  terhasut
              provokasi-provokasi yang dilakukan di media sosial. Terlebih sejatinya UU Cipta Kerja memiliki
              tujuan untuk mendorong laju perekonomian nasional lebih cepat lagi.





































                                                           40
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46