Page 44 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 44

Memang belum bisa dikatakan sempurna. UU Ciptaker masih banyak tambal sulam. Misalnya,
              salah  satu  kluster  dalam  UU  Ciptaker  mengenai  percepatan  usaha-usaha  bidang  kehutanan.
              Pasal-pasal  terkait  percepatan  usaha-usaha  bidang  kehutanan  masih  perlu  pencermatan
              mendalam.  Namun,  terlepas  dari  substansi  positif  yang  sedang  digulirkan,  selalu  terdapat
              kekurangan. ”Kekurangan ini harus disempurnakan, dan UU Ciptaker harus didukung,” tutur Ahli
              Ekonomi Kehutanan Trans-, toto Handadhari, di Jakarta, Rabu (14/10).

              Ia menuturkan, Omnibus Law bidang usaha-usaha kehutanan sebenarnya secara lebih lengkap
              sudah di susun pada 1992 di Kanada. Kumpulan aturan sangat lengkap tersebut bernama Forest
              Practjces Code. Beberapa negara lain termasuk Malaysia sudah pula menyusunnya.

              Tapi Indonesia belum.

              Ketua Umum Yayasan Peduli Hutan Indonesia (YPHI) ini mengimbau agar dalam melaksanakan
              UU  Ciptaker  semua  pejabat  berwenang  wajib  memperhatikan  dan  mutlak  melindungi  fungsi
              konservasi hutan. ”Meski diizinkan undang-undang dan tata ruang yang sah, namun secara lokal
              spesifik dan pertimbangan bijak, para pejabat pusat maupun daerah dilarang dengan mudah
              mengeluarkan  izin  aktivitas-aktivitas  yang  potensial.  Apalagi  secara  nyata  membahayakan
              kehidupan umat manusia dan mengakibatkan bencana lingkungan/’ terangnya.

              Ia menegaskan, pejabat pusat dan daerah kalau memungkinkan dilengkapi dengan Peta Posisi
              Lahan

              (Land Position Map) yang menunjukkan lahan-lahan sensitif penyebab bencana lingkungan yang
              harus dilindungi pada setiap daerah aliran sungai (DAS). Dan, membentuk Tim Pertimbangan
              Pengendalian Bencana Lingkungan (TPPBL). “Demikian pula bagi para pengusaha. Kesempatan
              kemudahan berusaha yang diberikan agar dimanfaatkan dengan tetap mewaspadai diri untuk
              tidak merusak hutan dan ekosistem lingkungan hidup,” bebernya.

              Perlu diketahui, data daratan Pulau Jawa saat ini 2,55 juta hektar (30, 3 persen) lahan sensitif
              ada di dalaMKawasan hutan Perhutani. Sedangkan 5,863 juta hektar (69,87 persen) ada di tanah
              milik masyarakat, dibudidayakan rakyat dengan bebas. Tidak heran banjir sering terjadi meski
              hutan nampak hijau lebat, (nas)


              caption-
              AWAS CORONA-Massa berkerumun tanpa menjaga jarak fisik protokol kesehatan saat mengikuti
              aksi  penolakan  terhadap  UU  Cipta  Kerja  Omnibus  Law  di  depan  kompleks  DPRD  Jateng,
              Semarang, Jawa Tengah, Senin (12/10).

              TAK ADA KONFLIK KEPENTINGAN

              Nyampe meja Kemensekneg a Maskah diserahkan itu setebal 812 halaman Sebelumnya beredar
              berbagai draf pascadisahkan s Pertams beredar "5 OKT 2020 RUU Cipta Kerja-Paripurna. pdf",
              s: Beredar pada 5 Oktober 2020, saat RUU Ciptaker disahkan DPR menjadi UU b Draf tersebut
              dibagikan  pimpinan  Badan  legislasi  DPR  kepada  media  a  Draf  elektronik  itu  terdiri  dari  905
              halaman Belakangan keberadaan draf itu dipersoalkan lantaran sejumlah anggota DPR termasuk
              anggota Baleg belum menerima

              *  Senin  (12/10)  beredar  dokumen  elektronik  lain  berrama  "RUU  CIPTA  KERJA  -  KIRIMKE
              PRESIDEN. pdf setebal 1035 halaman

              Pada bagian akhir ada kolom tanda tangan Wakil Ketua DPR Syamsuddin

              * Draf itu hasil perbaikan Baleg pada Minggu (11/10) dengan sejumlah perbaikan redaksional



                                                           43
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49