Page 98 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 98
negative - Aviliani (None) Pada akhirnya kebijakan seperti ini tidak efektif dan yang disasar pasar
domestik kita. Memang kontribusi konsumsi domestik besar, tetapi kalau mendatangkan
investasi hanya untuk pasar dalam negeri nga-pain?
neutral - Yose Rizal Damuri (Kepala Ekonom Center for Strategic and International Studies
(CSIS)) Untuk lulusan SMA dan universitas, kemampuan dalam berpikir kritis dan teknis atau
menyerap keterampilan juga terbilang rendah sehingga menjadi persoalan tersendiri. Mau tidak
mau kita harus mengandalkan industri padat karya
positive - Yose Rizal Damuri (Kepala Ekonom Center for Strategic and International Studies
(CSIS)) UU Cipta Kerja ini menjawab dari sisi demand. Industri apa yang memerlukan kriteria
pekerja seperti supply Indonesia? Jawabannya, industri padat karya dan ini bisa dicapai dengan
kemudahan investasi
neutral - Yose Rizal Damuri (Kepala Ekonom Center for Strategic and International Studies
(CSIS)) Misal ada upskilling lewat Kartu Prakerja yang diberikan kepada 10 juta penduduk per
tahun, Indonesia setidaknya butuh 15 tahun agar sktil angkatan kerjanya meningkat. Itulah
sebabnya, banyak yang terserap ke informal dan kalaupun formal, ke industri padat karya
Ringkasan
Peluang investasi yang bisa direbut melalui kehadiran UU Cipta Kerja harus diiringi dengan
pengembangan industri padat modal yang simultan dengan industri padat karya. Dengan
demikian, Indonesia tidak akan terjebak dalam perangkap 'negara buruh'.
Pemerintah sendiri berkali-kali menegaskan beleid sapu jagat ini bakal menjadi instrumen utama
memberangus kompleksitas birokrasi yang menjadi sandungan investasi.
TANGKAL JEBAKAN PADAT KARYA
Peluang investasi yang bisa direbut melalui kehadiran UU Cipta Kerja harus diiringi dengan
pengembangan industri padat modal yang simultan dengan industri padat karya. Dengan
demikian, Indonesia tidak akan terjebak dalam perangkap 'negara buruh'.
Pemerintah sendiri berkali-kali menegaskan beleid sapu jagat ini bakal menjadi instrumen utama
memberangus kompleksitas birokrasi yang menjadi sandungan investasi.
Tiap investasi yang masuk diharapkan dapat menjadi katalis penyerapan tenaga kerja dan
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Jika cita-cita tersebut tercapai, skenario yang mungkin terjadi adalah berlangsungnya aktivitas
industri yang masif dengan produksi barang yang berdaya saing.
Mengutip perkataan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, UU Cipta Kerja diharapkan bisa
mendorong pembahan struktur ekonomi yang memungkinkan pertumbuhan ekonomi nasional
menembus 5,7%---6%.
Hal ini dia sebut bisa dicapai melalui peningkatan investasi sebesar 6,6%---7% tiap tahun untuk
pembangunan usaha baru yang bisa menciptakan lapangan kerja baru. Dengan demikian,
kesejahteraan pekerja bisa meningkat diiringi dengan tumbuhnya konsumsi sampai dengan level
5,6%.
97