Page 101 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 OKTOBER 2020
P. 101

"Untuk lulusan SMA dan universitas, kemampuan dalam berpikir kritis dan teknis atau menyerap
              keterampilan juga terbilang rendah sehingga menjadi persoalan tersendiri. Mau tidak mau kita
              harus mengandalkan industri padat karya," kata Yose.

              Indonesia bisa saja memiliki ambisi mengejar industri dengan teknologi tinggi. Namun, lanjut
              Yose, realitas ketenagakerjaan saat ini membuat Indonesia tak memiliki banyak pilihan selain
              tems ketergantungan pada industri padat karya.

              "UU Cipta Kerja ini menjawab dari sisi demand. Industri apa yang memerlukan kriteria pekerja
              seperti  supply  Indonesia?  Jawabannya,  industri  padat  karya  dan  ini  bisa  dicapai  dengan
              kemudahan investasi," tuturnya.

              Industri padat karya yang memberikan pekerjaan formal kepada pekerja dengan keterampilan
              rendah disebut Yose turut menjawab permasalahan upah dan jaminan sosial yang kerap dihadapi
              pekerja informal.

              Selain itu, sekalipun Indonesia ingin melakukan peningkatan keterampilan para pekerjanya, dia
              memperkirakan setidaknya butuh 15 tahun bagi Indonesia untuk mencapai tujuan itu.

              "Misal ada upskilling lewat Kartu Prakerja yang diberikan kepada 10 juta penduduk per tahun,
              Indonesia setidaknya butuh 15 tahun agar sktil angkatan kerjanya meningkat. Itulah sebabnya,
              banyak yang terserap ke informal dan kalaupun formal, ke industri padat karya," kata Yose.

              Pada akhir penjelasannya,
              Yose menyebutkan kondisi ketenagakerjaan Indonesia tengah dihadapkan pada suatu dualisme.
              Ketika  di  satu  sisi  pekerja  formal  Indonesia  tumbuh,  di  sisi  lain  Indonesia  juga  menghadapi
              tantangan kualitas dan perlindungan pekerja informal yang tak kalah pelik.

              Ketika publik begitu keras menyuarakan hak-hak pekerja formal, di sisi lain pekerja informal di
              Tanah Air nyaris tak terdengar suaranya.

              Mereka adalah petani yang hanya memegang uang 3 bulan sekali, pekerja UMKM yang kalau
              merugi  bisa  gulung  tikar  keesokan  harinya,  dan  pekerja  di  rumah  makan  yang  tak  dapat
              pesangon ideal ketika diberhentikan.

              Pertanyaannya, sudahkah UU Cipta Kerja menjamin perlindungan mereka?





























                                                           100
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106