Page 163 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 JULI 2021
P. 163

terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan. Kemnaker harus melakukan pendataan secara mandiri agar
              pelaksanaan BSU bisa benar benar tepat sasaran.
              “Pemerintah  harus  lebih  cerdas  tidak  mengulang  seperti  tahun  lalu,  BSU  seharusnya  juga
              diberikan untuk pekerja informal.  Kalau orang yang masih dapat upah dibantu tetapi yang gak
              dapat upah tidak dibantu ini namanya tidak ada rasa keadilan,” ucap Timboel saat dihubungi
              Investor Daily pada Kamis (22/7).

              Berkaca  dari  pengalaman  di  tahun  2020,  saat  itu  penyaluran  BSU  dilakukan  dengan
              menggunakan  data  BPJS  Ketenagakerjaan  padahal  banyak  pekerja  yang  tidak  terdaftar.
              Sehingga  masih  banyak  tenaga  kerja  yang  pekerjaannya  terdampak  pandemi  namun  tidak
              menerima BSU.

              Timboel menyarankan sejumlah metode pendataan untuk peserta penerima BSU. Pertama yaitu
              Kemnaker harus melakukan  pembenahan  terkait proses menetapkan pekerja menjadi peserta.
              Bisa melalui data BPJS Ketenagakerjaan tetapi yang non aktif, mereka tidak membayar iuran lagi
              karena tidak mendapat upah.

              “Saya tidak setuju kalau pemerintah memberikan BSU kepada peserta yang aktif. Kalau yang
              tidak aktif,  dia tidak lagi membayar iuran  karena upahnya tidak lagi dibayar oleh pengusaha,
              ini yang harus disasar,” ucap Timboel.
              Kedua yaitu pemerintah  menjalankan sistem jemput bola dengan  bertanya ke perusahaan-
              perusahaan bahkan ke usaha informal. Sebab pekerja informal paling terdampak dari kondisi
              pandemi Covid-19. Khususnya dengan adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
              Masyarakat (PPKM) Darurat.  Pihak Kemnaker bisa menugaskan dinas ketenagakerjaan di daerah
              dan pengawas ketenagakerjaan untuk mendata pekerja toko, pekerja tenant di mall, dan pekerja
              informal untuk mendata pekerja terdampak pandemi.

              “Kalau orang yang tidak punya upah, dan mendapatkan BSU artinya dia akan langsung pakai
              untuk konsumsi.  Bantuan ini harus bisa mendorong konsumsi masyarakat sehingga konsumsi
              mendukung pertumbuhan ekonomi,” ucap Timboel.

              Metode  ketiga  yaitu  harus  diumumkan  ke  publik  agar  pekerja    yang  tidak  didaftarkan  bisa
              mengetahui  program  BSU  ini  dan  bisa  mendaftar  ke  dinas  ketenagakerjaan.  Dalam  hal  ini
              Kemnaker juga harus bersikap proaktif mendatangi perusahaan yang terdampak agar BSU bisa
              benar-benar  tepat  sasaran.  Dinas  Ketenagakerjaan  mendata    karyawan yang  pemasukannya
              benar-benar terdampak dari kondisi pandemi Covid 19.

              “Sehingga  jelas  uang  ini  bisa  diberikan  ke  yang  benar-benar  membutuhkan.  Masa  dosa
              pengusaha ditanggung pekerja. Ini persoalan bagaimana pemerintah mau aktif atau tidak. Kalau
              hanya pasif gak akan ada perbaikan,” tutur Timboel.

              Dalam  kebijakan  penyaluran  BSU  tahun  2021  ini  menjadi  momentum  bagi  Kemnaker  untuk
              melakukan pendataan peserta BSU secara mandiri. Pengawas ketenagakerjaan dan mediator
              didorong untuk aktif mendata ke perusahaan sehingga Kemnaker bisa memiliki data sendiri bila
              program BSU berlanjut di tahun 2022.


              “Supaya ke depan saat ada BSU lagi datanya bisa digunakan. Selama ini persoalan kita dengan
              data  tetapi  gak  mau  diperbaiki.  Tidak  semua  didaftarkan  yang  didaftarkan  di  BPJS
              Ketenagakerjaan adalah pekerja aktif Ini belum pekerja informal. 59% angkatan kerja adalah
              pekerja informal,” ucapnya.





                                                           162
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168