Page 433 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 OKTOBER 2021
P. 433

Pada masa pandemi Covid-19, pekerja yang terinfeksi virus corona bahkan hingga meninggal
              tidak di golong kan sebagai kematian akibat kecelakaan kerja.
              OPSI menyayangkan perlindungan ini hanya berlaku bagi tenaga kesehatan dan yang bekerja di
              sektor kesehatan, padahal pekerja lain pun berisiko terpapar akibat melakukan pekerjaannya.

              Lebih  dari  setahun  terakhir,  BPJS  Ketenagakerjaan  memang  menerima  dan  menjamin
              perlindungan PAK akibat Covid-19.

              Namun,  perlindungan  ini  terbatas  bagi  tenaga  kesehatan  atau  mereka  yang  menangani
              perawatan Covid-19. Kasus PAK akibat Covid-19 yang ditangani BPJS Ketenagakerjaan ada 128
              orang dari kalangan pekerja medis, dengan jumlah pembayaran sebesar Rp8.740.434.837.

              Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  menilai  banyaknya  perusahaan  yang  tidak
              mematuhi prosedur K3 karena payung hukumnya, UU Nomor 1/1970, sudah ketinggalan zaman.
              Dalam ketentuan sanksi, perusahaan yang melanggar hanya dihukum membayar Rp100.000.

              "Banyak perusahaan tidak menerapkan K3 itu menunjukkan bahwa UU K3 harus direvisi karena
              sudah  usang,  ketinggalan  zaman,"  ujar  Presiden  KPSI,  Said  Iqbal, kepada  wartawan  GATRA
              Muhammad Mutaqin.

              KSPI mencatat penerapan K3 di perusahaan menengah atas juga masih se dikit, baru sekitar
              40%. Indikator abai K3 adalah K3 salah satunya ketiadaan Panitia Pembina Keselamatan dan
              Kesehatan Kerja (P2K3), yang terdiri dari manajemen dan serikat buruh. Indikator lain, peralatan
              keselamatan kerja yang tidak memadai. Ada tetapi sekadarnya untuk menggugurkan kewajiban.

              "Contohnya, alat alat pemadam ke bakaran yang tidak memadai, di daerah yang berdebu dan
              berasap  tidak  diberikan masker,  di daerah  peleburan  baja  itu  tidak  ada alat  pelindung yang
              memadai. Kan tidak mungkin masker atau helm yang beli buruh. Itu kewajiban pengusaha itu
              adalah menyiapkan K3," ujarnya.

              Banyak  pekerja  yang  mengalami  kecelakaan  kerja  takut  melapor  ketika  hak-haknya  tidak
              dipenuhi.  KSPI  mendapat  laporan  ada  ancaman  kerja  bila  buruh  menuntut  haknya  kepada
              regulator.

              "Bahkan kadang-kadang ada tuntutan balik. Sanksinya [bagi perusahaan] juga terlalu rendah,
              Rp100.000," ia memaparkan. Menurutnya, pemerintah perlu memperkuat sanksi untuk mencapai
              target zero accident.
              Salah satunya caranya, merevisi UU K3 yang disahkan pada tahun 1970. Revisi ini diusulkan KSPI
              setiap tahun lantaran menyangkut keselamatan dan nyawa pekerja.

              Poin-poin krusial yang diusulkan antara lain perluasan jenis alat perlindungan K3, serta kewajiban
              membentuk  P2k3,  serta  memperberat  sanksi  bagi  pelanggar  norma  K3.  Tingginya  angka
              kecelakaan kerja menjadi pekerjaan rumah bagi Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

              Direktur Jenderal Pembinaan Peng awasan Ketenagakerjaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
              (Biwasnaker dan K3) Kemnaker, Haiyani Rumodang, menjelaskan kecelakaan kerja disebabkan
              oleh tidak terpenuhinya standar dan syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
              tempat kerja.

              Belum  lagi,  banyak  temuan  juga  yang  menunjukkan  baik  perusahaan  maupun  pekerja
              kebanyakan hanya berorientasi kepada cepatnya penyelesaikan pekerjaan.

              Sehingga tak jarang, mereka mencari cara paling mudah. Berdasarkan jenis kecelakaan, yang
              umum terjadi antara lain terjatuh atau terpeleset, tertimpa, luka gores, terpapar suara bising,

                                                           432
   428   429   430   431   432   433   434   435   436   437   438