Page 435 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 OKTOBER 2021
P. 435
"Jika tidak melaporkan kasus PAK kepada BPJS Ketenagakerjaan, kami khawatir akan ada
manfaat yang hilang bagi tenaga kerja tersebut jika terjadi risiko kecacatan atau bahkan
meninggal dunia," ucapnya.
Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) melihat buruh informal juga perlu
membentuk serikat. Jumlah mereka jauh lebih besar dibandingkan dengan buruh formal, tetapi
tidak terlindungi karena tidak tahu apa saja haknya. Padahal kelompok inilah yang terbanyak
mengalami kecelakaan. Ketika sakit akibat kerja, mereka harus menyembuhkan diri sendiri, tidak
ada kompensasi bahkan kerap diberhentikan karena sakit.
"Mereka itu karyawan rentan, karyawan kontrak, magang, harian, borongan, karyawan dari
perusahaan penyuplai tetapi tidak dilibatkan dalam kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan," kata
Presiden KSBSI, Ely Rosita Silaban.
Di lingkungan pekerja, Ely melihat kesadaran tentang pentingnya K3 juga rendah. Mereka akan
bersuara lantang kalau menyangkut kenaikan upah atau kontrak, tetapi isu K3 se ring kali tidak
disuarakan. Banyak yang belum memahami pentingnya K3 untuk keselamatan dirinya.
"Selama ini, para buruh seringnya meminta pengawas ketenagakerjaan datang ketika ada PHK
atau pelarangan kebebasan berserikat, tapi sangat jarang sekali kita mendengar buruh meminta
pengawas ketenagakerjaan untuk memperkuat pengawasan pelaksanaan K3,"ujarnya.
Putri Kartika Utami, Erlina Fury Santika, M. Almer Sidqi, dan Ucha Julistian Mone
434