Page 66 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 NOVEMBER 2020
P. 66

UPAH MINIMUM CUMA RP3,4 JUTA INIKAH PENYEBAB INVESTOR OTOMOTIF
              LEBIH MELIRIK THAILAND DIBANDING INDONESIA?
              Upah minimum sedikit banyak jadi salah satu indikasi investor otomotifdalam berinvestasi dan
              mengembangkan  produk  mereka.  Hal  itu  setidaknya  diungkap  oleh  Sekretaris  Jenderal
              Gabungan Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara dalam webinar yang diadakan
              Forum Wartawan Otomotif (Forwot) dan Forum Wartawan Industri (Forwin) akhir pekan lalu.
              Saat  itu  Kukuh  mengatakan  kenaikan  Upah  Minimum  Propinsi  (UMP),  seperti yang terjadi  di
              Jakarta  baru-baru  ini,  harus  dipandang  secara  realistis.  Sebab,  kenaikan  menyisakan  dilema
              persaingan biaya produksi dengan negara-negara tetangga.

              "Kita harus realistis di sana. Kita juga harus kompetitif, jangan sampai jadi mahal. Ini kita sedang
              bersaing dengan negara-negara tetangga. Jangan sampai ada faktor tersebut sehingga orang
              berpaling. Padahal kita punya potensi besar," ujarnya. () Sebab, ia menekankan, UMP punya
              peran penting dalam pertimbangan tersebut. Salah satu anggota Gaikindo, menurutnya, pernah
              melakukan pengujian mengapa sebuah produk tidak bisa diproduksi di Indonesia? "Kita tidak
              lagi bisa lakukan karena sejumlah faktor, salah satunya UMP. Sebab kemudian dikaitkan dengan
              produktivitas. Ada negara dengan UMP rendah tetapi dengan produktivitas tinggi. Nah, ini yang
              kita harus jaga. Betulkah itu perlu, atau kita masih kompetitif, atau kita sudah lewat ambang
              batas," ujarnya.

              Meski tidak menyebut nama negara itu, sebenarnya Thailand bisa jadi salah satu negara yang
              menerapkan upah minimum yang cukup kecil jika dibandingkan dengan Jakarta atau UMK Kota
              Bekasi,  Kabupaten  Bekasi  dan  Purwakarta  yang  memiliki  banyak  pabrik  termasuk  pabrik
              otomotif.

              Disebutkan Thai PBS World, pada 1 Januari 2020, pemeritah Thailand telah menetapkan upah
              minimum  yang  diberlakukan  di  berbagai  wilayah  di  Thailand.  Salah  satunya  adalah  wilayah
              Rayong, wilayah dimana pabrik-pabrik otomotif dunia mendirikan pabrik. () Di Rayong, upah
              satu hari buruh mencapai 336 Baht per hari atau setara Rp156.000 per hari. Jika dikalikan 22
              hari kerja efektif maka mereka mendapatkan gaji sebulan Rp3,4 juta. Upah minimum di Rayong
              cukup besar jika dibandingkan wilayah Thailand lainnya yang justru kurang dari 336 Baht per
              hari.

              Pada  tahun  lalu,  saat  musim  kampanye  terjadi  di  Thailand,  memang  muncul  wacana  yang
              dihadirkan partai politik dengan rencana kenaikan UMP yang mencapai 425 Baht per hari atau
              setara Rp197.860 atau jika dikali dengan 22 hari mencapai Rp4,3 juta atau setara UMP DKI
              Jakarta, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi. Namun proposal itu gagal dan Thailand menetapkan
              kenaikan UMP yang hanya mencapai Rp3,4 juta. Uniknya dengan upah minimum sebesar itu,
              industri otomotif Thailand masih tetap produktif dibandingkan begara ASEAN lainnya termasuk
              Indonesia. Hal itu bahkan diakui Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang pada Agustus
              lalu.

              "Dalam konteks pasar otomotif, Indonesia adalah pasar terbesar di Asia Tenggara. Di 2019, lebih
              dari 1 juta kendaraan dijual di dalam negeri. Dan 300 ribu telah diekspor ke seluruh dunia.
              Namun secara produksi kita harus akui, Indonesia masih kalah di bawah Thailand," kata Agus
              dalam Indonesia Otomotif Online Festival, Jumat (14/8).

              Pada tahun 2019 lalu, Thailand mampu memproduksi mobil sebanyak 2.013.710 unit. Jauh lebih
              besar dibanding Indonesia yang hanya di angka 1.286.848 unit. Potensi ini bisa jeblok setelah
              industri  otomotif  dalam  negeri  kembali  dihajar  oleh  pandemi  Covid-19.  Nyatanya  di  tengah
              pandemi  Covid-19,  buruh  Thailand  masih  leading.  Berdasarkan  data  ASEAN  Automotive
              Federation, sepanjang semester pertama tahun ini, Indonesia masih kalah telak dengan Negeri
              Gajah Putih.


                                                           65
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71