Page 122 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JUNI 2021
P. 122

Nomor 138 dan Nomor 182 dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1999 dan Undang-Undan
              Nomor 1 Tahun 2000.
              Selain  itu,  pemerintah  memasukkan  substansi  teknis  kedua  yang  ada  dalam  konvensi  ILO
              tersebut ke dalam UU Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan. "Pemerintah serius dan
              tegas dalam melakukan berbagai upaya konkret untuk mengurangi pekerja anak di Indonesia,"
              ujar  Menaker  Ida  saat  menyampaikan  keynote  speech  pada  Webinar  Nasional  tentang
              'Pencegahan dan Perlindungan Pekerja Anak di Indonesia', Rabu, 23 Juni 2021.

              Lebih lanjut, Ida mengatakan pemerintah telah menyusun Rencana Aksi Nasional Penghapusan
              Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (RAN-PBPTA) melalui Keputusan Presiden Nomor
              59 Tahun 2002. RAN-PBPTA ini sebagai acuan dalam penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan
              terburuk untuk anak tersebut, "Kita telah selesai melaksanakan RAN-PBPTA Tahap I dan Tahap
              II. Untuk saat ini kita sedang melaksanakan RAN-PBPTA Tahap III," katanya.

              Dalam menghapus bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak, Kemnaker telah melakukan
              lima upaya nyata. Pertama, meningkatkan pemahaman melalui sosialisasi kepada dunia usaha
              dan masyarakat tentang bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk Anak.

              Kedua,  melakukan  upaya  pencegahan  dan  penghapusan  pekerja  anak  dari  BPTA  melalui
              berbagai program antara lain Program Zona/ kawasan Bebas 8 Pekerja Anak, dan Kampanye
              Menentang  Pekerja  Anak.  Ketiga,  pada  2008-2020,  Kemnaker  telah  melaksanakan  Program
              Pengurangan Pekerja Anak dan telah berhasil menarik pekerja anak dari tempat kerja sebanyak
              143.456 anak.

              Menurutnya,  tujuan  program  ini  guna  mengurangi  jumlah  pekerja  anak  dari  Rumah  Tangga
              Miskin (RTM) yang putus sekolah untuk ditarik dari tempat kerja melalui pendampingan di shelter
              dalam rangka memotivasi dan mempersiapkan anak kembali ke dunia pendidikan. "Program ini
              dapat berhasil dengan didukung oleh berbagai pihak, baik pemerintah maupun non pemerintah,
              termasuk masyarakat," ujar Ida.

              Keempat, penguatan kapasitas penegak hukum norma Pekerja Anak dan BPTA melalui perluasan
              pendidikan dan pelatihan, seperti Bimtek pengawasan norma kerja anak. Kelima, pelaksanaan
              kebijakan untuk pencegahan dan penanggulangan Pekerja Anak dan BPTA baik secara preemtif,
              preventif dan represif oleh Pengawas Ketenagakerjaan melalui sosialisasi kepada stakeholder,
              pemeriksaan ke perusahaan yang diduga mempekerjakan anak dan penyidikan.
              "Semua langkah yang diambil tersebut mencerminkan kerja sama dan sinergi dengan unsur-
              unsur pentahelix yang ada dan akan terus semakin ditingkatkan di masa depan," kata Ida.

              Menaker  juga  mengemukakan  alah  satu  langkah  sinergi  pentahelix  yang  akan  dilaksanakan
              dalam mencegah pekerja anak, yaitu Kemnaker bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama
              dunia usaha untuk melaksanakan Pencanangan Indonesia Bebas Pekerja Anak Tahun 2022 di
              sejumlah lokasi.

              Yakni Karawang International Industry City (KIIC), Modern Cikande 10 Industrial Estate (MCIE)
              di Karawang, Kawasan Industri Makasar (KIMA), Modern Cikande Estate (MCIE) di Banten, dan
              Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) di Banten.( .











                                                           121
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127