Page 65 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 NOVEMBER 2020
P. 65
PERKUAT DUNIA USAHA UNTUK ATASI LONJAKAN PENGANGGURAN
Pandemi Covid-19 menuntut semua negara melakukan transformasi secara fundamental,
kemudian menjalankan stretegi besar di bidang ekonomi, hukum, sosial, pemerintahan,
kebudayaan, dan lingkungan.
Secara khusus di bidang ekonomi, transformasi fundamental dijalankan agar berdampak pada
perekonomian, terutama menciptakan lapangan kerja guna mengurangi angka pengangguran
yang berpotensi terus meningkat hingga 10 juta dari total angkatan kerja.
Menteri BUMN, Erick Thohir, di Jakarta, Selasa (24/11), mengatakan pandemi Covid-19 mau
tidak mau, suka atau tidak suka, akan berpotensi menaikkan angka kemiskinan di Indonesia
karena angka pengangguran meningkat.
Pada kuartal III-2020, pertumbuhan ekonomi masih berkontraksi 3,49 persen secara tahunan
(yoy), meskipun dari kuartal ke kuartal sudah tumbuh 5,05 persen. Terpuruknya perekonomian
itu, kata Erick, berdampak terhadap tenaga kerja Indonesia. Pemerintah mencatat dampak
Covid-19 telah menyebabkan 2,56 juta orang kehilangan pekerjaannya dan lebih dari 1,8 juta
orang mengalami penurunan pendapatan.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, sebelumnya mengatakan hingga Agustus 2020 jumlah
pengangguran di Indonesia bertambah sebanyak 2,67 juta orang dari 7,1 juta orang menjadi
9,77 juta orang, hampir mencapai dua digit akibat Covid-19.
"Kalau kita lihat tambahan pengangguran akibat Covid-19 adalah 2,67 juta orang," kata Menkeu.
Selama periode Agustus 2019 hingga Agustus 2020, terdapat tambahan angkatan kerja baru
yaitu 2,36 juta orang serta penurunan lapangan kerja akibat Covid-19 sebanyak 0,31 juta.
Dari 29,12 juta angkatan kerja yang terdampak, sebanyak 2,56 juta orang merupakan
pengangguran, 0,7 juta orang itu bukan angkatan kerja, 1,77 juta orang untuk sementara tidak
bekerja, dan 24 juta orang bekerja, namun dengan jam yang lebih rendah. Total angkatan kerja
di Indonesia sendiri mencapai 138,22 juta orang.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Diponegoro Semarang, Esther Sri Astuti, mengatakan untuk
menahan lonjakan angka pengangguran maka dunia usaha harus diperkuat agar kinerjanya tidak
terus menurun.
"Omzet pelaku bisnis terus menurun, bahkan sebagian dari mereka bangkrut. Ini jangan
dibiarkan, tetapi harus diprioritaskan penanganannya melalui program pemulihan ekonomi," kata
Esther.
Jika dunia usaha diperkuat dari sisi, otomatis sisi pun akan menguat karena sektor usaha itulah
yang akan menciptakan lapangan kerja, sehingga masyarakat punya pendapatan untuk
dibelanjakan.
"Konsumsi pun akan meningkat jika masyarakat punya uang," kata Esther.
Secara terpisah, Peneliti Ekonomi Indef, Ahmad Heri Firdaus, mengatakan agar pemerintah tidak
bisa hanya mengandalkan program pemulihan ekonomi untuk mengantisipasi meningkatnya
angka penggangguran sebab anggarannya masih terbatas.
"Perlu upaya lain di luar fiskal, salah satunya melakukan vaksinasi agar dunia usaha dan
masyarakat bisa beraktivitas secara normal kembali," kata Heri.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR, Dede Yusuf, menginginkan kebijakan yang ada dapat
mengembangkan aspek ekonomi kreatif di dalam sektor agroindustri yang dinilai banyak
menyerap tenaga kerja di berbagai daerah terutama di kawasan pertanian.
64