Page 80 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 20 NOVEMBER 2020
P. 80

LINDUNGI PEKERJA MIGRAN, KEMNAKER GANDENG POLRI

              Kementerian Ketenagakerjaan dan Kepolisian Negara RI (Polri) berkomitmen untuk memperkuat
              sinergi  kerja  dalam  melindungi  pekerja  migran  Indonesia  (PMI).  Selain  tugas  dan  fungsi,
              penguatan sinergitas tersebut juga mencakup pertukaran data atau informasi dan pendampingan
              dalam penanganan calon PMI non-prosedural.

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan bahwa saat ini Indonesia memiliki
              regulasi yang baik dalam hal penempatan dan pelindungan pekerja migran. Regulasi tersebut
              adalah UU No. 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran (UU PPMI). Agar UU PPMI
              implementatif, Menaker Ida menilai bahwa kuncinya adalah sinergitas dan kolaborasi seluruh
              pihak. ( Untuk itu, pihaknya bersama Polri melakukan penandatanganan nota kesepahaman yang
              memuat kesinergisan pelaksana tugas dan fungsi ketenagakerjaan. Menteri Ida juga menyatakan
              bahwa  perlindungan  terhadap  PMI  tak  bisa  ditunda-tunda  atau  menghilankan  hak  mereka
              bekerja di luar negeri.

              "Kewajiban kita, bagi negara, pemerintah, memberikan perlindungan kepada pekerja migran,"
              kata  Ida  usai  menandatangani  Nota  Kesepahaman  antara  Kemnaker  dan  Polri  tentang
              Kesinergisan Pelaksana Tugas dan Fungsi Ketenagakerjaan di Jakarta, Kamis (19/11/2020).

              Ida  menjelaskan,  sinergitas  Kemnaker-Polri  ini  merupakan  bentuk  komitmen  kedua  institusi
              untuk  memperkuat  pelindungan  bagi  pekerja  migran.  Sebagaimana  diamanatkan  UU  PPMI,
              pelindungan  pekerja  migran  melibatkan  berbagai  elemen,  baik  di  pusat  maupun  di  daerah.
              "Perlindungan di UU 18 itu dari hulu sampai hilir. Dari kampung halaman sampai kembali ke
              kampung  halaman.  Begitu  juga  tugas  dan  fungsi  stakeholder.  Yang  dibutuhkan  sekarang
              sinergitas,  koordinasi  antar  stakeholder,  termasuk  sinergi  dengan  Kepolisian  Republik
              Indonesia," jelasnya.

              Selain Nota Kesepahaman, dalam kesempatan yang sama juga ditandatangani Perjanjian Kerja
              Bersama  (PKB)  tentang  Pertukaran  Data  dan/atau  Informasi  Serta  Pendampingan  dalam
              Penanganan Penempatan Calon Pekerja Migran Indonesa atau Pekerja Migran Indonesia Yang
              tidak  Sesuai  Prosedur.  PKB  ini  ditandatangani  oleh  Dirjen  Binapenta  dan  PKK  dan  Kepala
              Bareskrim Polri.

              PKB ini merupakan tindak lanjut dari salah satu ruang lingkup Nota Kesepahaman, khususnya
              terkait penanganan penempatan Pekerja Migran Indonesia yang tidak sesuai prosedur. PKB ini
              akan berlaku selama 5 tahun. ( Wakil Kepala Kepolisian Negara RI, Komjen. Pol. Gatot Eddy
              Pramono,  menyatakan  bahwa  pihaknya  mengapresiasi  nota  kesepaham  dan  PKB  yang  telah
              ditandatangani.  Ia  juga  mendukung  penuh  agar  nota  kesepahaman  dan  PKB  ini  dapat
              terimplementasi dengan baik. Bahkan, pihaknya siap membantu dalam penyiapan kompetensi
              calon pekerja migran, salah satunya dengan dukungan sarana dan prasarana.


              "Untuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan, Polri siap membantu. Ini hal-hal yang harus kita
              laksanakan. Untuk MoU ini harus disosialisasikan kepada seluruh institusi yang ada di kepolisian,"
              tegas Gatot.

              (uka).




                                                           79
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85