Page 18 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 18

Perlindungan sosial

              Sadar potensi PHK massal di depan mata, pemerintah pun kian gencar memberikan berbagai
              program bantuan sosial (bansos) buat masyarakat yang terdampak pandemi. Bagi pemerintah,
              program perlindungan sosial menjadi prioritas utama membantu masyarakat yang terdampak
              pandemi agar daya belinya tetap terjaga. Harapannya, konsumsi masyarakat bisa membantu
              mengungkit ekonomi agar tidak terpuruk terlalu dalam di saat pandemi belum teratasi.

              "Dengan mereka belanja, maka permintaan barang dalam negeri akan naik, sehingga ekonomi
              bergerak," ujar Raden Pardede, Sekretaris Komite Penanganan Covid-19 Pemulihan Ekonomi
              Nasional (Komite PEN).

              Demi  menggerakkan  roda  ekonomi  itulah,  baru-baru  ini  pemerintah  kembali  menambah
              anggaran perlindungan sosial dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) menjadi Rp
              242,01  triliun,  dari  sebelumnya  Rp  204  triliun.  Terbilang  anggaran  tersebut  menjadi  yang
              terbesar dengan porsi lebih dari 40% dari total anggaran PEN yang mencapai Rp 695,2 triliun.
              Belanja  perlindungan  sosial  itu  diarahkan  untuk  program  yang  selama  ini  sudah  dijalankan,
              seperti program keluarga harapan (PKH), bantuan pangan non-tunai (BPNT), bansos sembako
              Jabodetabek, bansos tunai luar Jabodetabek, program Kartu Prakerja, dan bantuan langsung
              tunai (BLT).
              Selain program lama, anggaran perlindungan sosial juga mengalir ke beberapa program baru,
              seperti subsidi gaji, subsidi gaji guru honorer, subsidi kuota internet, dan perpanjangan diskon
              listrik.  Tidak  menutup kemungkinan,  baik  anggaran  maupun  program  perlindungan  sosial  ini
              akan ditambah dan diperluas.

              Raden menyebut, saat ini pemerintah masih mengkaji beberapa usulan program baru dalam
              PEN, khususnya program yang mampu menopang kehidupan masyarakat berpenghasilan rendah
              dan  menengah.  Untuk  penambahan  anggaran  sendiri  akan  diambil  dari  realokasi  program-
              program PEN yang tingkat penyerapan anggarannya rendah. "Realokasi anggaran ke program
              lain yang tingkat penyerapannya lebih lancar juga akan terus didorong," cetusnya.

              Selain itu, program padat karya, pembelian vaksin yang saat ini belum tersedia, hingga proyek
              infrastruktur juga akan ditunda dan dananya dialihkan ke program-program yang bisa lebih cepat
              terserap. Pasalnya, ketiga program itu masih membutuhkan proses yang lama sehingga akan
              berpengarah terhadap serapan anggaran.

              "Kita tidak mau uang yang ada tidak terserap, padahal banyak yang butuh. Jadi bisa saja kita
              tambahkan ke program perlindungan sosial lagi. Persoalan realokasi itu, ya fleksibel," ujarnya.

              Dalam upaya memaksimalkan realisasi angaran, Komite PEN juga tenis mensupervisi langsung
              perbaikan penyaluran bansos, baik dalam hal koordinasi antar lembaga maupun data penerima
              bansos.
              Hasilnya sudah mulai terlihat dibandingkan realisasi penyaluran program PEN tahap awal yang
              terbilang  minim.  Khusus  program  bansos,  misalnya,  realisasi  anggaran  per  akhir  September
              sudah mencapai Rp 150,86 triliun, lebih dari 70% dari pagu anggaran hingga akhir tahun yang
              mencapai Rp 242,01 triliun. Ditargetkan hingga akhir tahun ini seluruh anggaran bisa terserap
              semua.

              Serapan terbesar kedua ada di program stimulus usaha mikro kecil dan menengah (UM-KM) yang
              mencapai  Rp  79,06  triliun  atau  60%  dari  pagu  yang  sebesar  Rp  123,46  triliun.  Sementara
              serapan terendah ada di belanja kesehatan yang bani Rp 21,79 triliun atau 21,1% dari pagu 87,5
              triliun.  Adapun  realisasi  program  PEN  secara  ke-selunihan  sudah  lebih  dari  40%  dari  total
              anggaran.
                                                           17
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23