Page 391 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 391

KPK KAWAL SUBSIDI GAJI HINGGA 2021

              KOMISI  Pemberantasan  Korupsi  (KPK)  mengingatkan  pemerintah  melalui  Kementerian
              Ketenagakerjaan untuk cermat menyalurkan bantuan subsidi gaji. Program yang direncanakan
              berlangsung  hingga  pertengahan  2021  itu  akan  diawasi  secara  ketat  supaya  nihil
              penyelewengan.

              "KPK konsentrasi dalam mengawasi setiap rupiah yang dianggarkan negara untuk pemulihan
              ekonomi nasional karena covid-19. Dalam program ini, dengan anggaran Rp37 triliun, KPK ingin
              pastikan  tepat  sasaran,  efektif,  dan  efi  sien,"  tegas  Wakil  Ketua  KPK  Nurul  Ghufron  seusai
              membahas rekomendasi mengenai subsidi upah di Jakarta, kemarin.

              Turut hadir Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziah, Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan, dan
              Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Agus Susanto.

              Ghufron  mengatakan  KPK  akan  mengawal  program  ini  dan  tidak  dalam  posisi  menakuti.
              Penekanannya ialah bagaimana program itu teralisasi sesuai perencanaan dan akuntabel.

              "Maka KPK menekankan program ini agar basis data dari Kemenaker dipadankan dengan data
              di Kemensos, penerima kartu prakerja di Kemenko Perekonomian, dan dari Ditjen Pajak. Untuk
              memastikan apakah benar yang diklaim data BPJS Tenaga Kerja itu upah (penerima program
              ini) di bawah Rp5 juta," paparnya.

              Berdasarkan  data  keikutsertaan,  program  BPJS Ketenagakerjaan  diikuti 58%  pekerja.  Berarti
              terdapat 42% buruh yang belum menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan atau tidak merasakan
              subsidi upah.

              "Ini momentum untuk menambah kepesertaan BPJS dan apakah bisa setelah syarat penerima
              subsidi ini diberikan kepada yang sudah berstatus peserta BPJS sebelum Juni 2020. Saya harap
              dibolehkan atau bahkan ini menambah animo untuk masuk BPJS," ungkapnya.

              Sementara itu, Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan menjelaskan rekomendasi mengenai
              program insentif upah berisi penekanan mengenai validitas data penerima manfaat. Perlu cek
              silang data yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan dengan data lainnya.

              "Ini  penting  karena  kriteria  penerima  punya  upah  di  bawah  Rp5  juta,  padahal  kita  tahu
              perusahaan yang memberikan data juga melaporkan PPh 21," katanya.

              Ida  Fauziah  mengaku  sudah  menindaklanjuti  rekomendasi  KPK  yang  berisi  tiga  poin  utama.
              Intinya mengenai akuntabilitas dan memenuhi tata kelola pemerintahan yang baik secara materiil
              maupun formal.

              "Kami buat posko pengaduan dan sistem cek secara daring melalui portal Sisnaker, 130 ribu
              yang bermasalah itu bisa melapor. Seluruh penerima manfaat yang masuk kriteria tapi terkendala
              akan digabungkan ke batch 4 atau 5," pungkasnya. (Cah/P-5).

















                                                           390
   386   387   388   389   390   391   392   393   394   395   396