Page 422 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 422

Ringkasan

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, menyebut ada jutaan pekerja yang tak lolos
              verifikasi dan validasi sebagai penerima  BLT  subsidi gaji  Rp 600.000 dari pemerintah. Menurut
              Ida, awalnya anggaran yang dialokasikan untuk penerima  bantuan subsidi upah  adalah untuk
              15,72 juta pekerja dengan total anggaran Rp 37,74 triliun.



              REKENING BERMASALAH, JUTAAN PEKERJA GAGAL TERIMA BLT SUBSIDI GAJI
              JAKARTA,  - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, menyebut ada jutaan pekerja
              yang  tak  lolos  verifikasi  dan  validasi  sebagai  penerima    BLT    subsidi  gaji    Rp  600.000  dari
              pemerintah. Menurut Ida, awalnya anggaran yang dialokasikan untuk penerima  bantuan subsidi
              upah  adalah untuk 15,72 juta pekerja dengan total anggaran Rp 37,74 triliun.
              Namun berdasarkan data yang sudah divalidasi  BPJS Ketenagakerjaan  hingga 30 September
              2020,  hanya  ada  12,4  juta  pekerja  yang  layak  untuk  mendapatkan  subsidi  upah  sehingga
              terdapat selisih anggaran di situ. "Jika diketahui rekening yang tidak aktif lagi dan tidak bisa
              disalurkan ke penerima program kami ikut saran KPK dan sudah seharusnya kami kembalikan
              sisa anggaran ke kas negara," jelas Ida dilansir dari  Antara,  Sabtu (3/10/2020).

              Namun  hingga  saat  ini, menurut  Ida,  BPJS  Ketenagakerjaan  masih  melakukan  validasi  data.
              "Begitu kami pastikan rekening itu benar-benar tidak aktif selanjutnya kami kembalikan ke kas
              negara,  tentu  masih  ada  kesempatan  ke  Pak  Agus  (Dirut  BPJS  Ketenagakerjaan)  untuk
              menyerahkan data rekeningnya melakukan verifikasi data," ungkap Ida.

              Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan para pemberi kerja masih ada
              yang  belum  memberikan  nomor  rekening  para  pekerjanya,  tercatat  900  ribu  pekerja  belum
              menyerahkan rekening.

              "Kami mendapat data 15,7 juta data pekerja, dari situ kami lakukan pengumpulan rekening para
              peserta dan hingga akhir september jumlah rekening yang masuk ke Jamsostek adalah 14,8 juta,
              masih  ada  900  ribu  yang  belum  mengirimkan  rekening  antara  lain  karena  kondisi  geografis
              berada di daerah terpencil," kata Agus.

              Ketiadaan rekening itu menyulitkan koordinasi dan masih banyak juga pekerja yang menerima
              upah tunai sehingga tidak memiliki rekening. Selanjutnya, BPJS Ketenagakerjaan menggunakan
              3 lapisan validasi data.

              "Dari 14,8 juta rekening yang masuk, kami lakukan validasi secara berlapis, ada 3 lapis yang
              kami  lakukan  pertama  validasi  dengan  perbankan  tersebar  di  128  bank  untuk  mencocokkan
              apakah nomor rekening dan nama yang dikirim ke kami sesuai dengan terdaftar di bank, kalau
              tidak valid kami kembalikan ke perusahaan," ungkap Agus.

              Lapisan kedua adalah BPJS Ketenagakerjaan mengecek apakah para pekerja itu benar-benar
              pekerja yang upahnya di bawah Rp 5 juta dan merupakan anggota BPJS Ketenagakerjaan aktif
              hingga Juni 2020.

              "Bila tidak valid kita drop, setelah valid, kita lakukan validasi lapis 3," tambah Agus.

              Validasi ke-3 adalah terkait ketunggalan data, artinya seorang pekerja memiliki 1 Nomor Induk
              Kependudukan (NIK), 1 nomor kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dan 1 nomor rekening bank.

              "Akhirnya hanya ada 12,4 juta nomor rekening yang valid dan kami serahkan ke Kemenaker
              untuk diproses lebih lanjut. Artinya dari 14,8 juta data yang masuk valid 12,4 juta yang valid.
              Ada 2,4 juta data yang tidak diteruskan, tidak bisa diproses," jelas Agus.
                                                           421
   417   418   419   420   421   422   423   424   425   426   427