Page 55 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 55

Rapat kerja bersama DPR dengan pemerintah berlangsung dengan hanya jeda dua setengah
              jam dari selesainya rapat internal panitia kerja RUU Cipta Kerja. Anggota Badan Legislasi DPR,
              Ledia Hanifa Amaliah, menuturkan rapat maraton' ini tak lazim. Biasanya, kata Ledia, ada jeda
              sekitar sehari antara rapat panitia kerja dan rapat pengambilan keputusan.



              AKROBAT PERSETUJUAN RUU CIPTA KERJA

              Robby Irfany
              robby. irfany@ tempo, co. id

              Selangkah lagi Dewan Perwakilan Rakyat bakal mengesahkan Rancangan Undang-Undang Cipta
              Kerja  menjadi  undang-undang.  Badan  Legislasi  DPR  menyepakati  semua  substansi  naskah
              aturan dalam rapat kerja bersama pemerintah pada pukul 22.30, Sabtu lalu.

              Rapat kerja bersama DPR dengan pemerintah berlangsung dengan hanya jeda dua setengah
              jam dari selesainya rapat internal panitia kerja RUU Cipta Kerja. Anggota Badan Legislasi DPR,
              Ledia Hanifa Amaliah, menuturkan rapat maraton' ini tak lazim. Biasanya, kata Ledia, ada jeda
              sekitar sehari antara rapat panitia kerja dan rapat pengambilan keputusan.

              Menurut Ledia, jeda minimal sehari ini bertujuan agar DPR dapat merapikan naskah yang sudah
              disepakati.  Kelaziman  membelikan  jeda  sehari  ini  juga  untuk  memberikan  kesempatan  agar
              perwakilan fraksi dapat membaca kembali draf RUU. "TVijuannya agar fraksi dapat memberikan
              pandangan mini pada tahap berikutnya," kata Ledia kepada Tempo, kemarin.

              Ia pun sempat menyarankan agar rapat kerja antara pemerintah dan DPR digelar pada hari ini.
              Tapi usul Ledia itu ditolak rapat. "Ada kesan rapat kerja ingin disegerakan. Ada kelaziman yang
              dilompati,"ujar Ledia.

              Badan Legislasi dan pemerintah, Sabtu lalu, telah menyepakati RUU Cipta Kerja untuk disetujui
              menjadi undang-undang dalam rapat paripurna. "RUU Cipta Kerja disetujui untuk pengambilan
              keputusan  di  tingkat  selanjutnya,"kata  Ketua  Badan  Legislasi  Su-pratman  Andi  Agtas,  yang
              memimpin rapat.

              Persetujuan ini didukung tujuh fraksi: Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar,
              Partai Gerindra, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional, dan Partai
              Persatuan Pembangunan. Sedangkan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Fraksi Partai
              Demokrat menolak RUU Cipta Kerja.

              Politikus  PKS,  Ledia  Hanifa,  juga  menemukan  kejanggalan  lain.  Hal  ini  berkaitan  dengan
              beredarnya surat undangan dari Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto kepada
              sejumlah  menteii.  Airlangga  mengundang  sejumlah  menteri  untuk  menghadiri  rapat  kerja
              bersama Badan Legislasi pada 3 Oktober pukul 19.00 WIB.

              Padahal, menurut Ledia, pada 2 Oktober, pembahasan RUU Cipta Kerja masih berlangsung di
              tingkat tim perumus atau tim sinkronisasi. Tim ini bara selesai bekerja pada 3 Oktober di-nihari
              atau sekitar pukul 00.40 WIB. "Ini janggal," kata Ledia.

              Dalam rapat persetujuan pada Sabtu malam itu, selain Airlangga, setidaknya ada lima menteri-
              lain yang hadir, di antaranya Menteri Ketenagakerjaan Ida Fau-ziyah serta Menteri Lingkungan
              Hidup dan Kehutanan Siti Nur baya Bakar.

              Berkaitan dengan surat ini, Tempo berupaya meminta konfirmasi kepada Sekretaris Kementerian
              Koordinator Perekonomian Susiwijono Moegiarso, tapi tak direspons. Adapun staf ahli Menteri
              Koordinator Perekonomian,ElenSetiadi, berkomentar pendek."Saya sedang rapat,' kata dia.
                                                           54
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60