Page 56 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2020
P. 56

Upaya kejar tayang ini bukan pertama kali terjadi dalam pembahasan aturan sapu jagat tersebut.
              Para legislator tercatat pemah mengebut pembahasan RUU, bahkan di sela masa reses. Pada 28
              September lalu, ketika sambungan listrik di gedung parlemen padam, rapat berpindah ke Hotel
              Novotel Serpong, Tangerang Selatan.

              Politikus Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, mengatakan penyusunan RUU Cipta Kerja cacat pro-
              sedural. Menurut dia, pembahasan yang ekstracepat menjadikan DPR terburu-buru, sehingga
              mempersempit  ruang  partisipasi  publik.  "Beleid  yang  disusun  dengan  cara  ini  tak  layak
              dilanjutkan karena akan mengakibatkan cacat substansi,"kata dia.

              Wakil Ketua Badan Legislasi Ahmad Baidowi menampik tudingan bahwa RUU Cipta Kerja cacat.
              Menurut dia, DPR selalu memenuhi standar formil. Materi naskah, dia mengklaim, juga sudah
              dibahas bersama semua fraksi.

              Politikus Partai Persatuan Pembangunan itu mengakui parlemen kerap menggunakan masa reses
              ataupun mengadakan pertemuan di hotel demi percepatan pembahasan. Pasalnya, ketentuan
              membatasi pembahasan rancangan undang-undang hanya tiga kali masa sidang.

              Jika melewati batas, draf harus dikembalikan kepada pemerintah. "Apakah boleh? Boleh, selama
              dapat izin pimpinan DPR,"kata Baidowi.

              Airlangga  Hartarto  mengklaim  seluruh  pembahasan  RUU  Cipta  Kerja  dilaksanakan  secara
              transparan. Dia meyakini, jika disairkan, aturan itu akan mendorong pemulihan ekonomi. "RUU
              Cipta Kerja akan mendorong reformasi regulasi dan debirokratisasi,"kata Airlangga.

              Sekretaris  Jenderal  Konsorsium  Pembaruan  Agraria,  Dewi  Kartika,  menuding  pemerintah
              memanfaatkan situasi pandemi untuk mempercepat, pengesahan  omnibus law. Menurut dia,
              pemerintah tak mendengarkan aspirasi buruh dan kaum rentan lain yang berisiko terimbas RUU
              Cipta Kerja. "Sikap serta langkah DPR dan pemerintah merupakan kejahatan konstitusi." kata
              Dewi.
              * FRANSISCA CHRISTY ROSANA

              caption;

              TEMPO/PRIMA MULIA

              Sejumlah  buruh  asal  Bekasi  dan  Purwakarta  membentangkan  poster  saat  aksi  unjuk  rasa
              menolak pengesahan RUU omnibus law, di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 29 September
              lalu.

























                                                           55
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61