Page 236 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 DESEMBER 2021
P. 236

KISRUH UMP : KEMNAKER WAJIBKAN KEPALA DAERAH PATUHI PP PENGUPAHAN

              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  akhirnya  angkat  bicara  menyikapi  kisruh  Upah
              Mimimum Provinsi (UMP) yang meruncing pasca Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merevisi
              dan  menambah  kenaikan  UMP  DKI  menjadi  5,1  persen.  Keputusan  Anies  tersebut  menuai
              polemik di kalangan pengusaha.

              Melalui  Dirjen  PHI  dan Jamsos,  Indah  Anggoro  Putri,  Kemnaker  menegaskan,  semua  kepala
              daerah wajib menerapkan aturan turunan UU Cipta Kerja dalam menetapkan upah minimum
              provinsi  (UMP)  2022.  Aturan  yang  dimaksud  adalah  PP  Nomor  36  Tahun  2021  tentang
              Pengupahan.

              Diketahui, Anies merevisi sendiri peraturan gubernur soal kenaikan UMP dari semula Rp37 ribu
              menjadi Rp200 ribu, sehingga UMP DKI menjadi Rp4,6 juta.

              "Pemerintah konsisten untuk menerapkan PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan dan
              mewajibkan  semua  kepala  daerah  untuk  melakukan  hal  yang  sama,"  tegas  Indahdalam
              keterangan rilisnya, Jumat (24/12/2021).

              Indah  mengungkapkan  dalam  mengawal  pelaksanaan  pengupahan,  Dinas  Ketenagakerjaan
              (Disnaker) wajib memberikan pemahaman kepada pengusaha dan pekerja/buruh bahwa upah
              minimum (UMP dan UMK) adalah safety net yang diberikan kepada tenaga kerja yang bekerja
              kurang dari 12 bulan.

              Sedangkan, tenaga kerja yang sudah bekerja lebih dari 12 bulan diberlakukan ketentuan struktur
              dan  skala  upah.  Indah  menyebut  ketika  terjadi  perselisihan  mengenai  pengupahan,  dinas
              ketenagakerjaan mesti mendorong pihak yang berselisih untuk berdialog secara bipartit maupun
              tripartit.

              "Pemerintah  daerah  wajib  mengedepankan  mekanisme  tripartit  dalam  penyelesaian
              permasalahan terkait ketenagakerjaan," katanya.

              Selain upah minimum, kata dia, saat ini pemerintah harus mendorong implementasi struktur dan
              skala upah di perusahaan-perusahaan.

              "Pemerintah  wajib  memediasi  perusahaan/pemberi  kerja  untuk  segera  menyusun  dan
              menetapkan struktur skala upah dan melakukan pembinaan teknis melalui fasilitasi, konsultasi,
              pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan," jelas Indah.
              Dalam hal pembinaan teknis telah dilakukan secara optimal dan belum membuahkan hasil sesuai
              yang diharapkan, lanjut Putri, maka dilakukan pengawasan teknis.

              Pengawasan  teknis  meliputi dampak  pelaksanaan  kewenangan  bidang  ketenagakerjaan  yang
              sudah diserahkan kepada pemerintah daerah, maka pemerintah melakukan pengawasan teknis
              melalui reviu, monitoring, dan evaluasi. Indah menambahkan, jika pengawasan teknis tersebut
              belum  membuahkan  hasil,  maka  dilakukan  tahapan  teknis  selanjutnya  berupa  pemeriksaan
              reguler dan/atau pemeriksaan khusus.

              "Dari  hasil  pemeriksaan  yang  terakhir  ini,  jika  terbukti  terdapat  kesalahan  maka  untuk
              selanjutnya digunakan oleh pemerintah menegakkan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
              perundang-undangan," pungkasnya. *Otn/Kop.







                                                           235
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241