Page 93 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 AGUSTUS 2020
P. 93

Ringkasan

              Forum tripartit yang terdiri dari perwakilan pekerja, pengusaha, dan pemerintah telah rampung
              membahas  kluster  ketenagakerjaan  Rancangan  Undang-Undang  Cipta  Kerja.  Pembahasan
              menyisakan sejumlah pasal yang gagal disepakati oleh pengusaha dan buruh.

              Forum tripartit telah sembilan kali menggelar rapat selama kurun 8-23 Juli 2020. Pertemuan
              diselenggarakan  untuk  merumuskan  ulang  isi  pasal-pasal  dalam  kluster  ketenagakerjaan
              Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja. Sebelum usulan draf kluster ketenagakerjaan
              diserahkan  kepada  Dewan  Perwakilan  Rakyat  (DPR),  keputusan  terkait  pasal-pasal  itu
              diserahkan kepada pemeri



              BURUH DAN PENGUSAHA BELUM SATU KATA

              JAKARTA, Forum tripartit yang terdiri dari perwakilan pekerja, pengusaha, dan pemerintah telah
              rampung  membahas  kluster  ketenagakerjaan  Rancangan  Undang-Undang  Cipta  Kerja.
              Pembahasan menyisakan sejumlah pasal yang gagal disepakati oleh pengusaha dan buruh.

              Forum tripartit telah sembilan kali menggelar rapat selama kurun 8-23 Juli 2020. Pertemuan
              diselenggarakan  untuk  merumuskan  ulang  isi  pasal-pasal  dalam  kluster  ketenagakerjaan
              Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja. Sebelum usulan draf kluster ketenagakerjaan
              diserahkan  kepada  Dewan  Perwakilan  Rakyat  (DPR),  keputusan  terkait  pasal-pasal  itu
              diserahkan kepada pemerintah.

              Pembahasan  itu  melibatkan  enam  serikat  pekerja,  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo),
              Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, serta 10 kementerian dan lembaga pemerintah.

              Ketua  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Nasional  (KSPN)  Benny  Rusli,  saat  dihubungi,  Jumat
              (31/7/2020), mengatakan, masih ada perbedaan fundamental antara sudut pandang buruh dan
              pengusaha. Beberapa pasal yang dinilai buruh mendegradasi hak dan kesejahteraannya justru
              dipandang pengusaha  sebagai  nilai  tambah  untuk  memperbaiki  iklim berusaha  dan  menarik
              investasi di tengah pandemi.

              Oleh karena itu, dalam pembahasan dua pekan terakhir, sejumlah pasal krusial yang menjadi
              sorotan pekerja tidak semuanya disepakati oleh perwakilan pengusaha. Keputusan akhir pun
              diserahkan kepada pemerintah untuk merumuskan redaksional tiap pasal dari masukan kedua
              buruh dan pengusaha. Usulan draf akan diserahkan kepada DPR pekan depan.

              Benny  menyadari,  tidak  semua  usulan  pekerja  akan  diakomodasi  pemerintah  karena
              bertentangan dengan keinginan pengusaha. "Kemungkinan akan dicari jalan tengah yang bisa
              diterima kedua belah pihak. Tapi, kami juga belum tahu akan seperti apa nanti hasil drafnya.
              Kami harap, jangan kembali lagi ke draf awal. Apa gunanya pertemuan-pertemuan ini kalau
              hasilnya sama?" kata Benny.

              Beberapa pasal usulan buruh yang masih bertentangan dengan keinginan pengusaha, misalnya,
              ketentuan mengenai hak uang atau pesangon buruh saat pemutusan hubungan kerja (PHK)
              yang  diatur  dalam  Pasal  161-172  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang
              Ketenagakerjaan.

              Dalam draf awal RUU Cipta yang disusun pemerintah, beberapa pasal hak pesangon saat PHK
              dihapuskan. Pekerja yang mundur dari pekerjaan (  resign  ), misalnya, tidak bisa meminta uang
              penggantian hak. Ahli waris pekerja yang meninggal juga tidak bisa mendapat hak pesangon
              pekerja bersangkutan.


                                                           92
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98