Page 186 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2020
P. 186
"Ada sebagian pekerja yang terkena PHK memiliki gentlement agreement (kesepakatan informal
dan tidak mengikat secara hukum) dengan pengusaha bahwa mereka akan dipekerjakan kembali
jika perekonomian pulih," kata Elly dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/12/2020).
Elly melanjutkan, ada juga kasus buruh yang mendapat pengurangan upah karena jam kerja
dikurangi. Hanya sedikit buruh yang tetap menerima gaji 100 persen di saat kondisi seperti ini.
"Oleh karena itu, Kartu Prakerja bisa dibilang sangat membantu dan memberikan peluang besar
bagi buruh untuk mengejar kesempatan membuka usaha sendiri," ujar Elly.
Elly menjelaskan, Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2030 mendatang. Bila saat
itu tiba, jumlah penduduk usia produktif mendominasi demografi Indonesia.
"Seluruh masyarakat, bukan hanya pemerintah, harus segera menyiapkan sumber daya manusia
(SDM) yang mumpuni," paparnya.
Menurut Elly, pendidikan saja tidak cukup. Harus ada SDM di masa depan dengan karakter yang
mumpuni dan melek teknologi.
"Prakerja menawarkan berbagai pelatihan yang bisa menjadi bekal penduduk usia produktif
memiliki keterampilan yang sesuai dengan perubahan zaman," jelasnya.
Bila ekonomi membaik pascapandemi Covid-19, Elly menegaskan, tidak akan ada jaminan bagi
buruh pabrik maupun pekerja terserap lagi di pusaran bursa tenaga kerja.
"Untuk itu para pekerja harus membuka diri terhadap peluang dan mempelajari keterampilan
baru untuk beradaptasi," sambungnya.
Masih dalam kesempatan yang sama, Elly selaku perwakilan dari KSBSI menilai, program Kartu
Prakerja membuka peluang bagi buruh untuk naik kelas menjadi pelaku usaha di tengah masa
pandemi Covid-19.
"Ragam pelatihan yang ditawarkan tidak hanya cocok untuk pekerja, namun juga bermanfaat
bagi buruh yang ingin terjun ke dunia usaha," katanya.
Elly melanjutkan, selama ini buruh selalu berpikir hidup dan matinya berada di pabrik. Padahal,
ada kesempatan lain yang bisa diraih dengan ikut pelatihan. Terlebih, menurut Elly, banyak
buruh usia muda yang bisa mengambil kesempatan tersebut agar menjadi pelaku usaha yang
handal. Selain itu, KSBSI menilai, Kartu Prakerja membuka banyak peluang yang lebih baik
kepada pesertanya agar bisa membuka usaha sendiri, seperti kafe, salon, tempat pijat, usaha
menjahit, maupun hidroponik.
"Sekitar awal 2020, KSBSI diundang pemerintah sebanyak dua kali untuk mendiskusikan rencana
Program Prakerja. Kami tahu betul ragam pelatihan yang disediakan program ini," tutur Elly.
Elly melanjutkan, masalah yang dihadapi saat ini adalah banyak buruh belum mengetahui adanya
program Kartu Prakerja. Hal ini ditenggarai karena tidak optimalnya sosialisasi program
ketenagakerjaan kepada para pekerja yang tidak tergabung dengan serikat buruh.
"Sayang program yang bagus perencanaannya tapi peminatnya tak maksimal, bahkan ada yang
menolak akibat kurangnya sosialisasi," katanya.
Menurutnya, sosialisasi yang dilakukan pemerintah dinilai belum cukup untuk bisa sampai ke
level akar rumput. Dalam hal ini, pemerintah pusat dan daerah mestinya bersinergi dengan
berbagai stakeholder untuk melakukan sosialisasi program Kartu Prakerja.
185