Page 130 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 MARET 2021
P. 130

UPAH YANG DIPERHITUNGKAN DALAM MANFAAT JKP MAKSIMAL RP5 JUTA

              Jakarta - Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemnaker ) mengatakan batas maksimal upah yang
              diperhitungkan untuk manfaat program Jaminan Kehilangan Pekerja ( JKP ) sebesar Rp5 juta.
              Program JKP ini ditujukan bagi pekerja yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

              Koordinator  Direktorat  Jaminan  Sosial  Tenaga  Kerja  Kemnaker  Sumirah  mengatakan  dasar
              perhitungan  upah  untuk  pemberian  manfaat  JKP  adalah  upah  yang  dilaporkan  kepada  BPJS
              Ketenagakerjaan.

              "Jadi  kalau  upah  pekerja  lebih  dari  Rp5  juta  perhitungannya  adalah  sebesar  Rp5  juta,
              manfaatnya dihitung dasarnya adalah Rp5 juta. Sedangkan, kalau kurang dari Rp5 juta tentu
              sesuai dengan upah yang dilaporkan kepada BPJS Ketenagakerjaan," terangnya dalam acara
              Sosialisasi PP Nomor 37 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan JKP, Rabu (3/3).

              Mengacu pada PP tentang JKP, manfaat yang diterima peserta JKP meliputi uang tunai, akses
              informasi pasar kerja, dan pelatihan kerja.

              Manfaat dalam bentuk uang tunai diberikan sebesar 45 persen upah untuk tiga bulan pertama
              dan 25 persen upah untuk tiga bulan berikutnya. Namun, pemerintah juga membatasi jangka
              waktu pemberian manfaat uang tunai.

              "Maksimal atau paling banyak di PP-nya disebutkan selama enam bulan," katanya.

              Apabila batas maksimal upah yang diperhitungkan adalah Rp5 juta, itu berarti pekerja korban
              PHK  menerima  paling  banyak  Rp2,25  juta  selama  tiga  bulan  pertama.  Selanjutnya,  pekerja
              mendapatkan manfaat uang tunai Rp1,25 juta pada tiga bulan berikutnya.

              "Kenapa (maksimal) Rp5 juta? Ini menyesuaikan dengan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)
              sekarang Rp4,9 juta. Jadi, kami sesuaikan dengan PTKP sehingga batas atas upah kami tetapkan
              Rp5 juta," terangnya.

              Sumirah menjelaskan alasan pemerintah tidak memberikan 100 persen upah sebagai manfaat
              JKP lantaran mempertimbangkan kemampuan keuangan negara. Pasalnya, sumber pendanaan
              JKP yakni 0,22 persen berasal dari iuran pemerintah.

              Sedangkan sisanya, merupakan komposisi dari iuran program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
              sebesar 0,14 persen dan Jaminan Kematian (JKM) 0,10 persen.

              "Saat ini keuangan negara baru bisa memberikan manfaat sampai dengan 70 persen (dari upah).
              Jadi, setelah melalui perhitungan, manfaat baru bisa diberikan 70 persen dari upah dan batas
              upahnya juga dibatasi maksimal Rp5 juta," terangnya.

              Sementara  itu,  manfaat  akses  informasi  pasar  kerja  berupa  layanan  informasi  pasar  kerja
              dan/atau bimbingan jabatan. Hal ini dilakukan oleh pengantar kerja atau petugas antar kerja
              melalui Sistem Informasi Ketenagakerjaan (Sisnaker).
              Sedangkan pelatihan kerja dilakukan berbasis kompetensi, melalui lembaga pelatihan kerja milik
              pemerintah, swasta, atau perusahaan.











                                                           129
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135