Page 126 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 MARET 2021
P. 126

Sebelumnya  disebutkan ada  sejumlah  syarat  oleh  pemerintah  agar  buruh  yang  terkena  PHK
              mendapatkan Jaminan Kehilangan Pekerjaan . Hal itu diatur di pasal 4.
              "Peserta terdiri atas: a. pekerja/buruh yang telah diikutsertakan oleh pengusaha dalam program
              jaminan sosial; dan b. pekerja/buruh yang baru didaftarkan oleh pengusaha dalam program
              jaminan  sosial,"  demikian  bunyi  ayat  1  dikutip  detikcom  Dijelaskan  dalam  ayat  2,  peserta
              sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  harus  memenuhi  persyaratan,  yaitu  warga  negara
              Indonesia, belum mencapai usia 54 tahun pada saat mendaftar, dan mempunyai hubungan kerja
              dengan pengusaha.

              Selain persyaratan di atas, buruh yang bekerja pada usaha besar dan usaha menengah harus
              diikutsertakan pada program JKN, JKK, JHT, JP, dan JKM.

              "Pekerja/buruh  yang  bekerja  pada  usaha  mikro  dan  usaha  kecil,  diikutsertakan  sekurang
              kurangnya pada program JKN, JKK, JHT, dan JKM," demikian butir b ayat 3.

              Aturan PHK hingga Lembur di PP Turunan UU Ciptaker Ayat 4 menerangkan peserta program
              JKN merupakan pekerja penerima upah pada badan usaha. Diterangkan dalam pasal 11, iuran
              program JKP wajib dibayarkan setiap bulan sebesar 0,46% dari upah sebulan. Iuran sebesar
              0,46% bersumber dari iuran yang dibayarkan oleh pemerintah pusat dan sumber pendanaan
              JKP.
              Iuran yang dibayarkan oleh pemerintah pusat sebesar 0,22% dari upah sebulan. Sementara
              sumber pendanaan JKP merupakan rekomposisi dari iuran program JKK dan JKM.

              "Manfaat JKP dapat diajukan setelah peserta memiliki masa iur paling sedikit 12 bulan dalam 24
              bulan  dan  telah  membayar  iuran  paling  singkat  6  bulan  berturut-turut  pada  BPJS
              Ketenagakerjaan sebelum terjadi pemutusan hubungan kerja atau pengakhiran hubungan kerja,"
              demikian bunyi pasal 19 ayat 3.

              Diterangkan dalam pasal 20, manfaat JKP bagi peserta yang mengalami pemutusan hubungan
              kerja dikecualikan untuk alasan pemutusan hubungan kerja karena mengundurkan diri, cacat
              total tetap, pensiun, atau meninggal dunia.



































                                                           125
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131