Page 314 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 314

Hariyadi menilai, di kondisi pandemi seperti saat ini, UMP 2021 justru direkomendasikan untuk
              tidak dinaikkan, karena jika menggunakan formula penentuan upah minimum pada Peraturan
              Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015, UMP 2021 justru bakal turun.

              "Perhitungannya dilihat dari ekonomi nasional dan inflasi. Kalau pake rumus itu hasilnya negatif
              karena ekonomi kita -5,32 persen (kuartal II) dan inflasi 1,24 persen. Jadi kalau ditambahkan,
              masih minus 3 persen. Nggak mungkin kalau pake formula minus, yang ada nanti upahnya turun,
              sehingga direkomendasikan upahnya tetap," jelas Hariyadi.

              Kendati, otoritas yang menentukan upah minimum tersebut tetaplah berasal dari kepala daerah.
              Oleh karenanya, Apindo meyayangkan sikap kepala daerah yang dinilai tidak memperhatikan hal
              tersebut.

              "Ini dasar acuan angkanya, kalau dikembalikan dengan regulasi yang ada malah turun. Jadi yang
              diambil kepala daerah ini nggak memperhatikan secara umum kondisi sebenarnya," katanya.

              Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah  memutuskan  untuk  tidak  menaikkan  Upah
              Minimum Provinsi (UMP) 2021.

              Hal  ini  diumumkan  melalui  Surat  Edaran  Menteri  Ketenagakerjaan  No  M/11/HK.04/x/2020
              tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2021 Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019
              (Covid-19), tertanggal 26 Oktober 2020.

              Atas dasar SE tersebut, para kepala daerah atau gubernur di masing-masing provinsi dihimnbau
              untuk mengumumkan besaran UMP 2021 yang sama dengan UMP 2020. Kendati, ada beberapa
              daerah yang tetap menaikkan upah minimum mereka.

              Keputusan  ini  tentu  berbeda  dari  kebijakan  pemerintah  pusat.  Lantas,  apakah  hal  ini
              diperbolehkan?  "Surat  Edaran  (SE)  tersebut  diterbitkan  untuk  memberikan  panduan  atau
              pedoman bagi para gubernur dalam mengatasi kondisi di daerahnya yang mengalami dampak
              pandemi Covid-19 terkait dengan penetapan upah minimum 2021," jelas Ida kepada Minggu
              (1/11/2020).

              Dirinya melanjutkan, apabila ada daerah yang tidak mempedomani SE tersebut dalam penetapan
              upah minimumnya, artinya daerah tersebut sudah memiliki pertimbangan yang lebih konkret
              untuk menentukan kenaikan upah yang dimaksud.

              "Hal  tersebut  tentunya  sudah  didasarkan  pada  pertimbangan  dan  kajian  yang  mendalam
              mengenai  dampak  Covid-19  terhadap  perlindungan  upah  pekerja  dan  kelangsungan  bekerja
              serta kelangsungan usaha di daerah yang bersangkutan," ujar Ida.

              Sebelumnya, terdapat provinsi tercatat menaikkan UMP 2021. Daerah tersebyt meliputi Provinsi
              DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga Sulawesi Selatan. Kenaikannya
              beragam, mulai dari 2 hingga 3,54 persen.


















                                                           313
   309   310   311   312   313   314   315   316   317   318   319