Page 481 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 481

Surat edaran yang dimaksud yakni Surat Edaran (SE) Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Nomor
              11/HK04/X/2020 tentang Penetapan Upah Minimum tahun 2021.
              Said meminta Ridwan Kamil untuk mencabut surat keputusan (SK) Gubernur Jawa Barat yang
              tidak menaikkan upah minimum provinsi.

              "Gubernur Jawa Barat Keliru menggunakan surat edaran Menaker, maka harus menggunakan
              peraturan pemerintah atau PP Nomor 78 sebagaimana Gubernur Anies, Gubernur Ganjar, dan
              Gubernur Sri Sultan," ujar Said Iqbal dalam konferensi pers, Minggu (1/11/2020).

              Said  mengapresiasi  langkah  yang  diambil  Gubernur  DKI  Jakarta,  Jawa  Tengah,  dan  Daerah
              Istimewa Yogyakarta (DIY) yang telah menaikkan upah minimum provinsi (UMP).

              Said  menilai,  langkah  yang  dilakukan  tiga  gubernur  tersebut  yang  telah  mengabaikan  Surat
              Edaran Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) adalah langkah yang tepat.
              "Hari ini saya mengapresiasi langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa
              Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono yang telah
              menaikkan upah minimum provinsi (UMP)," ujar Said Iqbal.

              Said Iqbal berharap semua gubernur mengikuti langkah yang telah dilakukan Gubernur DKI,
              Jateng, dan DIY.

              Lebih lanjut, Said mengatakan, klaim 25 gubernur telah menyetujui adanya penggunaan SE itu
              adalah keliru.

              Sebab,  berdasarkan  penelusuran  pihaknya,  itu  hanya  sosialisasi  dari  Kemenaker  pusat  ke
              provinsi, bukan tanda tangan SK Gubernur yang menyetujui menggunakan surat edaran Menaker
              untuk tidak menaikkan UMP, UMK, ataupun UMSK.

              "Kekeliruan  Menaker  ini  setidak-tidaknya  harus  dipertanggungjawabkan  oleh  Menaker,  tidak
              layak Menaker menjadi pejabat publik yang merugikan masyarakat banyak, khususnya kaum
              buruh," ujar Said Iqbal.



































                                                           480
   476   477   478   479   480   481   482   483   484   485   486