Page 506 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 506

"Selisihnya naik menjadi Rp 2.416.381,86 yang sebelumnya sebesar Rp 2.287.157,46. Selisihnya
              bertambah sebesar Rp. 129.224,40," kata dia.
              Jazuli  menyatakan,  pihaknya  tengah  mempelajari  isi  keputusan  gubernur  tersebut.  Jazuli
              menyatakan,  dalam  waktu  dekat  pihaknya  berencana  melakukan  kugatan  hukum  terhadap
              Keputusan  Gubernur  Jawa  Timur  nomor:  188/498/KPTS/013/2020  tentang  Upah  Minimum
              Provinsi Jawa Timur Tahun 2021.

              Selain itu, Jazuli menyatakan buruh juga berencana melakukan aksi demonstrasi besar-besaran
              pada  10  November  2020  yang  bertepatan  dengan  Hari  Pahlawan  untuk  memperjuangkan
              kenaikan UMK dan UMSK tahun 2021 di Jawa Timur. Aksi yang digelar sekaligus menyuarakan
              penolakan UU Omnibus Law.

              Setelah Dewan Pengupahan menetapkan kenaikan nilai UMP, selanjutnya Dewan Pengupahan
              Provinsi Jatim akan berkoordinasi dengan bupati dan wali kota. Mereka akan segera melakukan
              musyawarah bersama terkait penetapan Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK). Jika UMK sudah
              diputuskan, maka nilai UMP yang baru ditetapkan tidak berlaku di daerah terkait.

              Khofifah menjelaskan pertimbangan kenaikan UMP Rp 100 ribu dilatarbelakangi beberapa hal.
              Pertama, jaminan atas kelangsungan usaha dunia industri di tengah pandemi Covid-19. "Kita
              semua memahami ada sektor yang terdampak, ada yang tidak terdampak," ucapnya.
              Pertimbangan  kedua  dilatarbelakangi  tuntutan  buruh  saat  unjuk  rasa  pada  27  Oktober  lalu.
              Mereka mengajukan sejumlah hal yang salah satunya kenaikan upah Rp 600 ribu. Jumlah ini
              dihitung berdasarkan Kebutuhan Hidup Layak (KHL), purchasing power, dan lain sebagainya.

              Naiknya UMP Jatim pada 2021, menyusul DKI Jakarta, yang tetap menaikkan UMP tahun depan.
              Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan UMP pada 2021 naik menjadi
              Rp 4,4 juta dari Rp 4,1 juta pada 2020. Nilai itu mengalami kenaikan 3,27 persen dari upah
              minimum DKI Jakarta 2020.
              Namun Anies menegaskan kenaikan upah tersebut hanya diperuntukkan bagi perusahaan yang
              tidak terimbas secara bisnis oleh pandemi Covid-19. "Bagi kegiatan usaha yang terdampak Covid-
              19, maka kami menetapkan UMP 2021 tidak mengalami kenaikan atau sama dengan UMP 2020,"
              ujar Anies.
              Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan, kebijakan UMP 2021
              DKI  Jakarta  dinilai  sebagai  keputusan  yang  adil.  Keputusan  itu  disebut merupakan  hal  yang
              didorong oleh pengusaha agar sektor tertentu yang produktif selama pandemi tetap menaikkan
              UMP 2021 menjadi Rp 4,4 juta, dan sebaliknya yang terkena dampak tidak ada kenaikan, alias
              sama dengan UMP 2020 yakni sebesar Rp 4,1 juta.

              "Kebijakan itu sangat adil dan memang itu yang kita dorong," kata Sarman dalam keterangan
              tertulis yang diterima, Ahad (1/11).
              Dia menjelaskan, sekitar 90 persen lebih pengusaha di Jakarta terdampak pandemi Covid-19.
              Hal itu terjadi seiring dengan pembatasan terhadap operasional usaha dan pergerakan manusia
              di masa pandemi yang membuat ekonomi melesu.

              "Hampir delapan bulan berbagai sektor usaha mengalami omzet yang anjlok, sehingga membuat
              cash flow pengusaha terganggu bahkan sudah banyak yang melakukan PHK dan merumahkan
              pekerjanya," terangnya.

              Sarman menyebutkan sederat usaha yang terdampak, mulai dari hotel, restoran, kafe, katering,
              pusat perdagangan, mal, properti, otomotif, transportasi, hingga event organizer. Bahkan, kata


                                                           505
   501   502   503   504   505   506   507   508   509   510   511