Page 551 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 NOVEMBER 2020
P. 551

YANG DINANTI-NANTI, SUBSIDI GAJI RP 1,2 JUTA TERMIN II AKAN CAIR PEKAN
              INI?
              Informasi tentang penyaluran subsidi gaji termin II selalu dinanti-nanti. Menteri Tenaga Kerja
              Ida Fauziah memastikan, penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) BPJS Ketenagakerjaan atau
              subsidi  gaji/upah  gelombang  kedua  ditargetkan  akan  dimulai  pada  minggu  pertama  bulan
              November 2020.

              "Penyaluran  (subsidi  gaji)  termin  kedua  akan  ditargetkan  disalurkan  pada  minggu  pertama
              November 2020," jelas Ida seperti yang dikutip Kontan melalui akun Youtube BPNB Indonesia,
              Selasa (27/10/2020).

              Menurut Ida, penyaluran subsidi gaji akan diserahkan kepada 12,4 juta pekerja swasta yang
              datanya telah divalidasi oleh BPJS Ketenagakerjaan.

              Dia menjelaskan, subsidi upah ini memang dibagi dalam dua tahap penyaluran. "Penyaluran ini
              akan  dibagi  menjadi  dua  termin.  Termin  pertama  untuk  dua  bulan  subsidi  gaji  sebesar  Rp
              1.200.000.  Sedangkan  termin  kedua  Rp  1,2  juta  untuk  bulan  November  dan  Desember,"
              jelasnya.  Berdasarkan  data  yang  dijabarkan  oleh  Menaker,  realisasi  penyaluran  subsidi  gaji
              termin 1 per 23 Oktober 2020 sudah mencapai 12.129.927 orang pekerja senilai Rp 14,6 triliun.
              "Kalau dipersentase sudah mencapai 98,30%," imbuhnya.
              Data yang dihimpun Kementerian Tenaga Kerja juga menunjukkan, penyaluran subsidi upah
              termin  I  adalah  sebagai  berikut:  -  Tahap  I  disalurkan  kepada  2.485.687  orang  senilai  Rp
              2.982.824.400.000  atau  99,43%  -  Tahap  II  disalurkan  kepada  2.981.531  orang  senilai  Rp
              3.577.838.200.000  atau  99.38%  -  Tahap  III  disalurkan  kepada  3.476.120  orang  senilai  Rp
              4.171.344.000.000  atau  99,32%  -  Tahap  IV  disalurkan  kepada  2.647.121  orang  senilai  Rp
              3.176.545.200.000  atau  95,04%  -  Tahap  V  disalurkan  kepada  602.468  orang  senilai  Rp
              722.961.600.000  atau  97,39%Menurut  Ida,  dengan  adanya  subsidi  gaji,  para  pekerja  dapat
              merasakan kehadiran negara saat kondisi mereka mengalami pengurangan upah.

              Dalam kesempatan itu, dia menegaskan kembali bahwa penyaluran subsidi gaji kepada para
              pekerja tidak menggunakan dana iuran peserta BPJS Ketenagakerjaan, melainkan bersumber
              dari APBN.

              Jangkau  12,4  juta  pekerja  Sementara  itu,  pemerintah  terus  menyalurkan  program  Bantuan
              Subsidi Upah/Gaji yang merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
              Pemerintah memastikan, bantuan subsidi gaji akan menjangkau 12,4 juta pekerja dari target
              15,7 juta.

              "(Dengan)  validasi  ulang  dalam  3  tahapan,  hasil  akhir  12,4  juta  diserahkan  ke  Kementerian
              Ketenagakerjaan," kata Deputi Direktur Bidang Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga BPJS
              Ketenagakerjaan  Irvansyah  Utoh  Banja  dalam  Dialog  Produktif  "Menuntaskan  Penyaluran
              Bantuan Subsidi Upah" di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi
              Nasional (KPCPEN), Senin (26/10/2020).
              Dia  menambahkan,  angka  12,4  juta  tersebut  diperoleh  dari  validasi  berlapis  mulai  dari
              perbankan, lalu kriteria berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 14 Tahun 2020,
              dan data kepesertaan.

              Menurut Irvansyah, sebenarnya target yang ditetapkan untuk dijaring dari program ini sebanyak
              15,7 juta pekerja. Kemudian, data yang terkumpul hingga September 2020 sebanyak 14,8 juta
              data rekening. "Dari 14,8 juta tersebut setelah divalidasi terkumpul 12,4 juta," imbuhnya.Adapun
              sisanya  merupakan  data  yang  tidak  valid.  Terkait  hal  ini,  Irvansyah  mengatakan  hal  itu
              dilatarbelakangi sejumlah alasan. Misalnya saja nomor rekening bank yang tidak aktif, duplikasi


                                                           550
   546   547   548   549   550   551   552   553   554   555   556