Page 34 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 SEPTEMBER 2020
P. 34
negative - Ummai Ummairoh (Presiden Kelompok Pendukung Jaringan Keluarga Indonesia) Ini
diizinkan selama para pembantu menerima pengaturan tersebut, tidak diharuskan untuk
melakukan pekerjaan rumah tangga dua keluarga, dan kesejahteraan mereka diurus.
Ringkasan
Selama lebih dari lima tahun, Siti (bukan nama sebenarnya) pembantu rumah tangga (PRT) asal
Jawa Timur, bekerja selama 16 jam untuk keluarga Ang Mo Kio. Setiap hari antara tahun 2010
dan 2015, mulai pukul 5.30 pagi, ia membersihkan flat lima kamar majikannya di lantai 10,
dilanjutkan ke flat lima kamar milik ibu majikannya gedung yang sama. Setelah itu, Siti harus
memasak untuk kedua flat itu.
MAJIKAN DI SINGAPURA HARUS MEMPEKERJAKAN PEMBANTU SESUAI KONTRAK
KERJA
Selama lebih dari lima tahun, Siti (bukan nama sebenarnya) pembantu rumah tangga (PRT) asal
Jawa Timur, bekerja selama 16 jam untuk keluarga Ang Mo Kio. Setiap hari antara tahun 2010
dan 2015, mulai pukul 5.30 pagi, ia membersihkan flat lima kamar majikannya di lantai 10,
dilanjutkan ke flat lima kamar milik ibu majikannya gedung yang sama. Setelah itu, Siti harus
memasak untuk kedua flat itu.
Meskipun kelelahan karena baru menuntaskannya setelah pukul 21.30 setiap hari, dengan waktu
istirahat hanya setengah jam untuk makan siang, wanita berusia 35 tahun itu tidak pernah
melaporkan pelanggaran penugasan tersebut kepada pihak berwenang.
"Saya tahu itu tidak benar, tapi saya masih muda dan baru. Saya talait mendapat masalah
dengan majikan karena saya pikir saya akan masuk daftar hitam. Saya lebih baik tidak bicara,
jadi saya ikuti saja," katanya.
"Tujuan saya di sini adalah untuk bekerja dan menghasilkan uang, bukan untuk membuat
masalah," tutur Siti.
Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya Siti tak kuasa menanggung beban kerja yang
begitu berat, lalu ia meminta pulang. Dua bulan kemudian, dia berhubungan dengan agen TKI
lain dan kembali bekerja pada majikan baru di Singapura.
Masalah para PRT yang dipekerjakan secara ilegal menjadi sorotan setelah Parti Liyani, mantan
PRT yang dipekerjakan oleh Liew Mun Leong dan keluarganya, dibebaskan dari tuduhan mencuri
di rumah majiknanya itu. Buntutnya, pekan lalu, Liew mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
Kepala Changi Airport Group dan ekskutif di biro konsultan infrastruktur ternama di Asia, Surbana
Jurong, serta dua jabatan penting lainnya.
Selama bekerja, Parti diminta membersihkan rumah dan kantor putra Liew, Kari Liew, dan
pengadilan menemukan bahwa Liew memecatnya dan membuat laporan pencurian ke polisi yang
menuduh pencurian setelah Parti mengancam akan melaporkan pelanggaran tersebut ke
Kementerian Tenaga Kerja Singapura (MOM).
Angka resmi menunjukkan penempatan ilegal pekerja rumah tangga asing (PRT) di Singapura
dianggap sebagai masalah kecil. Tetapi, hasil wawancara dengan sejumlah PRT telah
memberikan gambaran yang berbeda.
33