Page 55 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 SEPTEMBER 2020
P. 55

Penerapan kembali pembatasan sosial berskala besar di DKI Jakarta pada 14-27 September 2020
              dikhawatirkan bisa memicu lagi kasus merumahkan dan melakukan pemutusan hubungan Kerja
              pekerja.  Untuk  mengantisipasinya,  pemerintah  perlu  mengoptimalkan  realisasi  stimulus  bagi
              dunia usaha dan bantuan sosial bagi peKerja.



              OPTIMALKAN BANSOS-STIMULUS

              Pemerintah meminta pengusaha agar tidak lagi merumahkan atau mem-PHK pekerja. Hal ini
              perlu dibarengi dengan mengoptimalkan realisasi stimulus dunia usaha dan bantuan sosial.

              Penerapan kembali pembatasan sosial berskala besar di DKI Jakarta pada 14-27 September 2020
              dikhawatirkan bisa memicu lagi kasus merumahkan dan melakukan pemutusan hubungan Kerja
              pekerja.  Untuk  mengantisipasinya,  pemerintah  perlu  mengoptimalkan  realisasi  stimulus  bagi
              dunia usaha dan bantuan sosial bagi peKerja.

              Lisa  (44),  petugas  layanan  pelanggan  perusahaan  keuangan  swasta  di  kawasan  Sudirman,
              Jakarta  Pusat,  mengaku  khawatir  perusahaannya  kembali  mengurangi  penghasilan  pegawai.
              Setelah beberapa bulan PSBB diterapkan sejak April 2020, gajinya sudah dikurangi sampai 50
              persen.

              "Karena penghasilan berkurang, akhirnya waktu itu banyak karyawan yang mengundurkan diri.
              Ada  juga  karyawan  di  bagian  lain  yang  dikurangi,"  katanya  saat  ditemui  di  Jakarta,  Senin
              (14/9/2020).

              Randy  (31)  juga  khawatir  dengan  pekerjaannya  sebagai  juru  masak  kontrak  di  salah  satu
              restoran  di  kawasan  bisnis  Sudirman  saat  PSBB  diterapkan  lagi.  Ia  mengatakan,  restoran
              tempatnya beKerja sangat bergantung pada perkantoran dan mulai pulih di masa PSBB transisi.
              Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan, Aprindo
              belum bisa memprediksi seberapa signifikan dampak dari penerapan PSBB kedua terhadap laju
              pemutusan hubungan Kerja (PHK) di sektor ritel. Pada hari pertama PSBB, jumlah pengunjung
              ke pusat perbelanjaan dan pusat ritel turun hingga separuh dari jumlah kunjungan biasanya.

              Saat PSBB dilonggarkan, kunjungan ada di kisaran 35 persen dari kondisi normal. Pada hari
              pertama PSBB diketatkan kembali, jumlah pengunjung menurun ke 10-15 persen, dengan hanya
              5 persen yang berbelanja.
              "Kami masih menunggu dan mencermati sampai satu ming-gu ke depan. Kalau toko sudah tidak
              mampu  membendung  biaya  operasional  yang  lebih  besar  dari  pendapatan,  bisa  ada  yang
              dirumahkan dan di-PHK. Makanya kami berusaha menjaga sekali protokol kesehatan di mal dan
              ritel modern. Kami berharap masyarakat tetap berbelanja," tutur Roy.
              Kementerian Ketenagakerjaan mencatat, selama enam bulan pandemi, ada 3,59 juta pekerja
              yang terdampak Covid-19 dan kehilangan sumber pemasukan. Mereka terdiri dari pekerja formal
              yang di-PHK dan dirumahkan, pekerja informal yang terdampak, serta calon peKerja migran yang
              gagal diberangkatkan ke luar negeri.

              Di sektor ritel sendiri, lanjut Roy, ada 5.000 sampai 6.000 pekerja yang dirumahkan dan di-PHK.
              Persentase yang dirumahkan lebih banyak daripada yang di-PHK.

              Realisasi stimulus

              Roy juga mempertanyakan janji pemerintah memberikan stimulus kredit korporasi senilai Rp 100
              triliun melalui 15 bank himpunan milik negara dan bank umum lain. "Sejauh ini, penyaluran kredit
              korporasi masih minim dan belum menyentuh banyak sektor, termasuk ritel," katanya.
                                                           54
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60