Page 51 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 SEPTEMBER 2020
P. 51

Ringkasan

              PERUSAHAAN  pelanggar  protokol  kesehatan  Covid-19  akan  dikenakan  sanksi  progresif.  Jika
              denda diabaikan, akan dicabut izin usahanya.

              Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Na-kertransgi) DKI Jakarta, Andri Yansyah
              menjelaskan,  perusahaan  esensial  atau  yang  dikecualikan  boleh  beroperasi  dengan  tetap
              melaksanakan pembatasan karyawan sebesar 50 persen dan melaksanakan protokol kesehatan.


              INGAT, PERUSAHAAN PELANGGAR PSBB TERANCAM DITUTUP

              PERUSAHAAN  pelanggar  protokol  kesehatan  Covid-19  akan  dikenakan  sanksi  progresif.  Jika
              denda diabaikan, akan dicabut izin usahanya.

              Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Na-kertransgi) DKI Jakarta, Andri Yansyah
              menjelaskan,  perusahaan  esensial  atau  yang  dikecualikan  boleh  beroperasi  dengan  tetap
              melaksanakan pembatasan karyawan sebesar 50 persen dan melaksanakan protokol kesehatan.

              Sementara  perusahaan  nonesensial  atau  yang  tidak  dikecualikan  boleh  beroperasi,  tetapi
              membatasi maksimal 25 persen karyawannya.

              "Saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) awal, perkantoran atau kegiatan usaha yang
              tidak dikecualikan ditutup, tetapi PSBB kali ini boleh dibuka tetapi membatasi karyawannya 25
              persen dan tetap memperhatikan protokol kesehatan," ungkap Andri, di Jakarta, kemarin.

              Andri menjelaskan, apabila ditemukan kasus positif pada area perkantoran atau tempat kerja,
              maka akan dilakukan penghentian kegiatan dan usaha secara keseluruhan selama tiga hari untuk
              disinfektan.

              Hal ini berbeda dengan PSBB transisi yang hanya menghentikan sementara kegiatan dan usaha
              pada divisi atau bidang di mana karyawan yang positif tersebut bekerja.

              "Memang pada masa PSBB transisi, kami lakukan penutupan di salah satu divisi dimana karyawan
              itu terkonfirmasi positif, tetapi Pergub 88 tahun 2020 sudah seluruhnya karena kami tidak mau
              lagi ada penyebaran Covid-19 di klaster perkantoran," urai Andri.

              Pihanya akan mengenakan sanksi terhadap perkantoran atau perusahaan yang tidak melakukan
              protokol  pencegahan  penularan  Covid-19.  Terlebih  perkantoran  atau  perusahaan  yang  tidak
              melaporkan jika ada karyawannya terkonfirmasi positif Covid-19 sanksi yang diberikan akan lebih
              tegas.

              Denda yang akan dikenakan bagi perusahaan atau tempat usaha pelanggar pun tidak main-
              main. Mereka akan dikenakan sanksi penutupan serta denda administrasi senilai Rp 50.000.000.
              Denda administrasi ini berlaku progresif jika mengulangi kesalahan.

              "Jadi  kalau  perusahaan  atau  perkantoran  menutup-tutupi  kemudian  ketahuan  kami  lakukan
              penutupan dan akan sanksi denda senilai Rp 50.000.000, kalau masih mengulangi kesalahannya
              menjadi  Rp  100.000.000,  masih  bandel  lagi  jadi  150.000.000.  Maka  itu,  karyawannya  bisa
              melaporkan kalau di tempat kerjanya ada kasus positif," ungkapnya.

              Menurut  Andri,  Pemprov  DKI  Jakarta  sudah  mengenakan  denda  progresif  kepada  pelanggar
              protokol kesehatan yang diatur secara sistem melalui aplikasi Jakarta Awasi Peraturan Daerah
              (JakAPD). Untuk pengaduan bisa dilakukan daring melalui bit.ly/covidJ9 perusahaan atau call
              center yang nomornya sudah tersebar di media sosial.


                                                           50
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56