Page 32 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 32

negative - Anthony Budiawan (Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS)
              Keuangan negara semakin tertekan.) Kalau kita bicara sektoral lagi ada Mentan. Kalau pertanian
              yang urgent karena tidak ada prestasi, prestasi cuma begitu saja. Kalau saya lihat malah tidak
              lebih baik, bahkan lebih buruk dibandingkan yang lalu, jadi tidak ada terobosan sama sekali

              negative - Anthony Budiawan (Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS)
              Keuangan negara semakin tertekan.) Penurunan itu kan sudah dari Maret 2020, lalu April, Mei,
              Juni itu kan sudah paling bottom, paling rendah. Dan masyarakat lagi sulit, tetapi hak masyarakat
              dari harga BBM yang lebih murah itu tidak diberikan. Padahal konsumsi masyarakat juga sudah
              turun. Dan kalau diturunkan juga Pertamina tidak akan rugi. Karena itu sudah terjadi ke harga
              keekonomian



              Ringkasan

              Kabar reshuffle kabinet menguat di Kabinet Indonesia Maju. Beberapa menteri bidang ekonomi
              pun dinilai layak untuk di-reshuffle. Sejumlah pakar ekonomi menilai kinerja menteri-menteri
              yang layak di-reshuffle kurang memuaskan. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah
              juga  dinilai  layak  diganti.  Bhima  berpendapat,  Ida  terlalu  berpihak  kepada  pelaku  usaha,
              khususnya  di  sektor  padat  karya  ketimbang  para  pekerja  yang  kesulitan  di  tengah  pandemi
              COVID-19.



              RESHUFFLE MENTERI: SRI MULYANI-LUHUT JADI SOROTAN

              Kabar reshuffle kabinet menguat di Kabinet Indonesia Maju. Beberapa menteri bidang ekonomi
              pun dinilai layak untuk di-reshuffle. Sejumlah pakar ekonomi menilai kinerja menteri-menteri
              yang layak di-reshuffle kurang memuaskan.

              Menteri bidang ekonomi pertama yang dinilai layak di-reshuffle adalah Menteri Keuangan Sri
              Mulyani  Indrawati.  Membengkaknya  utang  negara  dan  defisit  APBN  berpotensi  menghambat
              pemulihan ekonomi. Oleh sebab itu, kinerja Sri Mulyani dinilai tak memuaskan.

              "Jadi  dianggap  tidak  bisa  mengendalikan  level  defisit  dan  tidak  bisa  mengendalikan  utang.
              Bahkan narasinya seolah-olah utang itu hak yang baik dan perlu ditingkatkan. Jadi seolah-olah
              tidak  melihat  bahwa  utang  itu  memiliki  tingkat  risiko  yang  cukup  menghambat  pemulihan
              ekonomi  dan  akan  menjadi  beban  kepada  fiskal-fiskal  ke  depannya,"  kata  Bhima  Yudhistira,
              Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) kepada detikcom, Rabu
              (14/4/2021).

              Senada dengan Bhima, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony
              Budiawan juga berpendapat Sri Mulyani layak di-reshuffle. Ia mengkritik keras cara pengelolaan
              uang negara dari Sri Mulyani.

              "Pengelolaan keuangan negara ini ugal-ugalan. Masa SILPA saja diakumulasi terus. Kalau Rp 50
              triliun kan sudah bisa bikin beberapa RS dan sekolah, jadi itu sudah banyak sekali," kata Anthony
              ketika dihubungi detikcom secara terpisah.

              Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah juga dinilai layak diganti. Bhima berpendapat,
              Ida  terlalu  berpihak  kepada  pelaku  usaha,  khususnya  di  sektor padat  karya  ketimbang  para
              pekerja yang kesulitan di tengah pandemi COVID-19.

              "Padahal  harusnya  kan  memprioritaskan  bagaimana  pekerja,  hak-haknya  itu  diperjuangkan
              melalui Kemnaker, saya tidak melihat itu," tutur Bhima.

                                                           31
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37