Page 33 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 33
Tak hanya itu, menurut Bhima kepercayaan pemerintah terhadap Kemnaker juga kurang, melihat
program Kartu Prakerja yang dinilainya menjadi ranah Kemnaker justru ada di bawah
Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian.
"Ini kan artinya ada ketidakpercayaan dari Kemenko Perekonomian atau bahkan adanya
kurangnya kepercayaan dari eksekutif yang paling atas terhadap kinerja Menaker, sehingga
seharusnya dilakukan oleh Menaker itu justru diambil alih oleh pihak lain, itu terlihat sekali,"
imbuh Bhima.
Bhima juga menilai Menteri BUMN Erick Thohir layak dievaluasi karena belum bisa melakukan
rasionalisasi penugasan pemerintah untuk menyehatkan BUMN karya. Saat ini, ia melihat hal itu
belum dilakukan sehingga rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER)-nya terus
naik.
"Jadi penyehatan itu yang tidak terlihat, sehingga BUMN karya mengalami kenaikan DER atau
rasio utang yang cukup signifikan, dan beberapa bahkan terancam pailit," ucap Bhima.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Bhima juga berpendapat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves)
Luhut Binsar Pandjaitan layak di-reshuffle karena kerap kali memberikan sentimen positif yang
berlebihan.
"Misalnya Tesla mau ke Indonesia, ternyata Tesla-nya ke India. Jadi lebih banyak ke narasi-
narasi yang bombastis, meskipun realisasinya kecil. Termasuk juga ekonomi akan tumbuh 7%
di kuartal II. Jadi yang seharusnya bukan bidangnya, tapi diambil alih," tutur Bhima.
Menteri bidang ekonomi lainnya yang dinilai layak untuk di-reshuffle menurut Anthony adalah
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita.
"Menperin apa yang dilakukan? Kita tidak dengar terobosan-terobosan bagaimana meningkatkan
industri tanah air, jadi tidak ada," tegas Anthony.
Anthony juga menilai, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo layak di-reshuffle karena
belum bisa mencetak prestasi di bidang pangan meski sudah ada lumbung pangan nasional atau
food estate.
"Kalau kita bicara sektoral lagi ada Mentan. Kalau pertanian yang urgent karena tidak ada
prestasi, prestasi cuma begitu saja. Kalau saya lihat malah tidak lebih baik, bahkan lebih buruk
dibandingkan yang lalu, jadi tidak ada terobosan sama sekali," tegas Anthony.
Kemudian, Anthony berpendapat Menteri ESDM Arifin Tasrif juga layak reshuffle karena tidak
menyesuaikan harga BBM di Indonesia dengan harga minyak dunia yang sudah turun sejak Maret
2020 lalu.
"Penurunan itu kan sudah dari Maret 2020, lalu April, Mei, Juni itu kan sudah paling bottom,
paling rendah. Dan masyarakat lagi sulit, tetapi hak masyarakat dari harga BBM yang lebih murah
itu tidak diberikan. Padahal konsumsi masyarakat juga sudah turun. Dan kalau diturunkan juga
Pertamina tidak akan rugi. Karena itu sudah terjadi ke harga keekonomian," tandas Anthony.
32