Page 359 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 APRIL 2021
P. 359

TINGKATKAN PERLINDUNGAN ABK, KEMNAKER BENAHI TATA KELOLA
              PENEMPATAN PEKERJA
              Untuk meningkatkan pelindungan bagi anak buah kapal (ABK), Kementerian Ketenagakerjaan
              (Kemnaker)  terus  membenahi  tata  kelola penempatan  dan pelindungan ABK  Indonesia  yang
              bekerja di kapal berbendara asing.

              "Pemerintah  telah  dan  terus  berupaya  untuk  melakukan  langkah-langkah  pembenahan
              pelindungan bagi awak kapal perikanan, yang memang secara karakteristik lebih rentan terhadap
              tindak eksploitasi," kata Menteri Ketenagakerjaan (menaker), Ida Fauziyah, saat menyampaikan
              Keynote Speech pada seminar Melindungi ABK Indonesia di Kapal Asing, yang diselenggarakan
              oleh Indonesia Ocean Justice Initiative, di Jakarta, Rabu (14/4/2021).

              Menurutnya, Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja sebagai ABK di kapal berbendera
              asing  masih  rentan  menjadi  korban  eksploitasi.  Perbaikan  tata  kelola  ini  akan  mudah
              direalisasikan, jika terdapat instrumen hukum yang mengaturnya.
              Oleh karenanya, saat ini pemerintah masih terus menyelesaikan aturan turunan dari Undang-
              Undang  Nomor  18  Tahun  2017  tentang  Pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (UU  PPMI),
              utamanya  terkait  aturan  turunan  berupa  Peraturan  Pemerintah  (PP)  untuk  penempatan  dan
              pelindungan awak kapal niaga maupun perikanan yang bekerja di kapal berbendera asing. saat
              ini, rancangan PP-nya telah selesai proses harmonisasi dan telah diajukan ke Sekretariat Negara.

              Ida  menyatakan,  RPP  ini  membawa  harapan  agar  pelindungan  ABK  menjadi  lebih
              lengkap/paripurna, mulai dari sebelum, selama, dan setelah bekerja. Selain itu, permasalahan
              dualisme perizinan, lemahnya pendataan dan koordinasi antar K/L terkait, rendahnya kompetensi
              awak kapal perikanan kita, serta lemahnya pengawasan, diharapkan juga tidak lagi muncul.

              "Substansi pada Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Pelindungan Awak Kapal, yang mana
              rujukan  pengaturannya  kita  ambil,  baik  dari  instrumen  internasional,  yaitu  Konvensi  ILO
              mengenai maritim (Maritime Labour Convention) dan Konvensi ILO Nomor 188 mengenai Pekerja
              di Sektor Perikanan, serta aturan perundang-undangan nasional terkait lainnya, seperti di bidang
              pelayaran, kepelautan, serta perikanan," jelas Ida.

              Pihaknya  juga  senantiasa  melakukan  pembinaan  dan  pengawasan  kepada  perusahaan
              penempatan  pekerja  migran,  termasuk  yang  menempatkan  awak  kapal  perikanan  guna
              memastikan  perusahaan  ini  dalam  operasionalnya  tidak  melakukan  pelanggaran  aturan.
              Sementara  itu,  kepala  BP2MI,  Benny  Rhamdani,  menyatakan  bahwa  pokok  permasalahan
              sulitnya penanganan ABK perikanan di Indonesia bermuara pada ketidakjelasan penempatan,
              karena masih terdapatnya tumpang tindih dalam memberikan izin penempatan bagi awak kapal
              yang ingin bekerja di kapal berbendara asing.

              "Kami  punya  harapan  dari  UU  No.18  Tahun  2017  dan  peraturan  turunan  dari  UU  ini,  akan
              memberikan jawaban yang pasti bagi tata kelola baik bagi tata kelola maupun pelindungan bagi
              awak  ABK  perikanan  Indonesia.  Kuncinya,  jika  sistem  sudah  kita  buat  dan  diperkuat,  maka
              kolaborasi  dan  koordinasi  menjadi  penting  dalam  menangani  masalah  awak  kapal  perikanan
              Indonesia," tegas Benny.

              Pada kesempatan itu, Menaker mengapresiasi Indonesia Ocean Justive Initiative (IOJI), yang
              dinilainya  peduli  terhadap  isu  pelindungan  awak  kapal  migran  Indonesia.  Salah  satu
              kontribusinya adalah membentuk Policy Brief mengenai Perbaikan Tata kelola Pelindungan ABK
              Indonesia di Kapal Ikan Asing.

              "Rekomendasi  kebijakan  yang  diajukan  telah  kami  jadikan  referensi  yang  berharga  bagi
              pemerintah  selaku  regulator,  dalam  menetapkan  kebijakan  pelindungan  pekerja  migran
              Indonesia yang bekerja sebagai awak kapal perikanan di kapal berbendera asing," ujar Ida.
                                                           358
   354   355   356   357   358   359   360   361   362   363   364