Page 34 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 FEBRUARI 2021
P. 34

2021. "Aturan ini bukan hanya semata-mata melindungi perusahaan, tapi juga buruh supaya
              tidak ada lagi PHK," ujar Bob kepada Bisnis, Kamis (18/2).
              Permenaker ini, lanjutnya, juga mendorong terjadinya perundingan bipartit antara pengusaha
              dan pekerja. Kondisi tersebut diperlukan lantaran pihak-pihak perunding paling tahu mengenai
              kondisi perusahaan.

              Kendati  perundingan  akan  terjadi  secara  bipartit,  Bob  mengakui  peran  pemerintah  masih
              diperlukan, khususnya dalam membelikan panduan soal batasan penyesuaian upah. “Terutama
              untuk perusahaan-perusahaan kecil, bisa lebih diutamakan oleh pemerintah untuk dibimbing.
              Pasal nya, pangsa perusahaan kecil di Indonesia jumlahnya sekitar 97%," ujarnya.

              Pemerintah juga diharapkan menyusun mekanisme yang berisi langkah-langkah pencegahan,
              pengawasan, serta mitigasi jika terjadi konflik.

              Ketua  Umum  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (Apindo)  Hariyadi  B.  Sukamdani  mengatakan
              Permenaker tersebut sudah cukup ideal karena memberikan perlindungan terhadap pekerjaan
              tenaga  kerja  serta  mencegah  terjadinya  PHK.  "Dibutuhkan  pemahaman  semua  pihak  terkait
              dengan hal tersebut," tuturnya kepada Bisnis.

              Meskipun  demikian,  dia  mengakui  beleid  tersebut  tidak  memberikan  jaminan  bahwa
              implementasinya dapat menyelamatkan seluruh pelaku industri padat karya yang masih dalam
              posisi sulit. Apalagi, banyak perusahaan yang posisi kasnya sudah minus. Realistisnya, sambung
              Hariyadi,  aturan  tersebut  akan  menyelamatkan  perusahaan-perusahaan  padat  karya  yang
              mampu bertahan untuk memiliki kesempatan kembali menuju kondisi normal.

              TERLAMBAT

              Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar
              menilai  terbitnya  peraturan  tersebut  agak  terlambat  lantaran  dampak  pandemi  Covid-19
              terhadap industri padat karya sudah terjadi sejak tahun lalu.

              Selain itu, imbuhnya, industri yang disasar seharusnya tidak terbatas pada sektor padat karya.
              Pasalnya, sektor lain seperti industri pariwisata mengalami dampak yang paling parah akibat
              pandemi.

              "Bagaimana dengan pengaturan upah di industri lainnya? Kor belum diatur. Harusnya mencakup
              seluruhnya," ujar Timboel kepada Bisnis.
              Dia  menilai  penyesuaian  upah  dalam  aturan  ini  juga  tidak  membantu  seluruh  pemangku
              kepentingan di satu industri, misalnya terhadap kelas pekerja.

              Oleh karena itu, lanjut Timboel, perundingan penyesuaian upah antara pengusaha dan pekerja
              harus  melibatkan  peran  pemerintah  sebagai  pengawas.  Pemerintah  pun  bisa  melakukan
              pengecekan sebelumnya untuk memastikan apakah suatu perusahaan memang terdampak atau
              tidak.

              Lebih jauh, peran pemerintah diperlukan sebagai mediator yang memastikan perihal perselisihan
              industri tidak dibawa hingga ke ranah pengadilan hubungan industrial.

              Sementara itu, ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, secara teknis,
              penyesuaian  upah  dalam  aturan  tersebut  memang  mampu  menyelamatkan  industri.  Namun,
              tingkat kompleksitas di lapangan akan tinggi.

              Dia menambahkan tindak lanjut pemerintah melalui Permenaker kontraproduktif terhadap sektor
              industri dan ketenagakerjaan. Pasalnya, lanjut Fithra, pada saat-saat seperti ini, yang seharusnya
              dilakukan pemerintah adalah memberikan stimulus, bukan menyesuaikan upah, h
                                                           33
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39