Page 50 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 FEBRUARI 2021
P. 50
pelatihan/training dan investasi SDM bagi industri, sehingga tercipta simbiosis mutualisme antara
BLK dan industri.
"Saya kembali mengingatkan bahwa membangun kolaborasi antara BLK dan dunia usaha itu
sangatlah penting," ucap Ida dalam siaran pers yang diterima pada Kamis (18/2).
Adapun bentuk sinergi dan kolaborasi yang dapat dilakukan, katanya, di antaranya mengenai
informasi pasar kerja; pengembangan kurikulum dan pengajaran; pengembangan standar
kompetensi kerja dan kualifikasi nasional; sertifikasi kompetensi; On the Job Training (OJT);
peningkatan keterampilan wirausaha; pengembangan training center di industri; dan bahkan
menjadi co-manage lembaga pelatihan.
Ida mengatakan dalam upaya memperkuat pelatihan vokasi sebagai program unggulan
peningkatan kualitas SDM Indonesia, Kemnaker menjadikan program transformasi BLK sebagai
salah satu lompatan besar yang dilaksanakan pada saat ini.
Sementara arah kebijakan program ini adalah mengubah secara total BLK sebagai Balai Pelatihan
Vokasi yang menjadi pusat pengembangan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja yang
berdaya saing di tingkat nasional dan internasional.
Salah satu agenda dari program ini adalah redesain pelatihan untuk merespon tantangan
ketenagakerjaan lokal, nasional, dan Internasional. Ke depan, akan terus dilakukan penguatan
SDM instruktur, peningkatan kualitas dan kurikulum pelatihan, pengembangan kurikulum dan
SKKNI berbasis kebutuhan industri, serta peningkatan pengakuan atas kompetensi lulusan.
"Agenda lainnya dari transformasi BLK yaitu meningkatkan kemitraan dan kolaborasi dengan
stakeholders dalam rangka memperkuat kinerja BLK," ucap Ida.
Dalam kesempatan yang sama Ida juga mengatakan pandemi Covid-19 berdampak pada semua
aspek kehidupan, termasuk dalam sektor ketenagakerjaan. Berdasarkan survei yang dilakukan
Kemnaker pada 2020 menunjukkan bahwa sekitar 88 % perusahaan terdampak pandemi yang
mengakibatkan kerugian pada operasional perusahaan.
Ia menuturkan, kerugian tersebut umumnya disebabkan menurunnya penjualan, yang berakibat
berkurangnya volume produksi. Dari survey tersebut juga didapatkan informasi bahwa meskipun
mengalami kerugian operasional dan pengurangan volume produksi, sebagian besar perusahaan
tetap mempekerjakan pekerjanya. Dari dampak pandemi tersebut, hanya terdapat 17,8%
perusahaan yang memberlakukan pemutusan hubungan kerja, 25,6% perusahaan yang
merumahkan pekerjanya, dan 10% yang melakukan keduanya.
"Alhamdulillah meski pandemi, sebagian besar perusahaan masih mempekerjakan pekerjanya,"
ucap Ida.
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id).
49