Page 49 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 FEBRUARI 2021
P. 49
Judul Sinergi BLK-Dunia Usaha akan Percepat Penyerapan Naker
Nama Media investor.id
Newstrend Sinergi BLK dan Dunia Usaha
Halaman/URL https://investor.id/business/sinergi-blkdunia-usaha-akan-percepat-
penyerapan-naker
Jurnalis redaksi
Tanggal 2021-02-18 20:38:00
Ukuran 0
Warna Warna
AD Value Rp 10.000.000
News Value Rp 30.000.000
Kategori Kementerian Ketenagakerjaan
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
positive - Ida Fauziyah (Menteri Ketenagakerjaan) Saya kembali mengingatkan bahwa
membangun kolaborasi antara BLK dan dunia usaha itu sangatlah penting
positive - Ida Fauziyah (Menteri Ketenagakerjaan) Agenda lainnya dari transformasi BLK yaitu
meningkatkan kemitraan dan kolaborasi dengan stakeholders dalam rangka memperkuat kinerja
BLK
positive - Ida Fauziyah (Menteri Ketenagakerjaan) Alhamdulillah meski pandemi, sebagian besar
perusahaan masih mempekerjakan pekerjanya
Ringkasan
Kementerian Ketenagakerjaan menekankan pentingnya membangun sinergi dan kolaborasi
antara BLK dengan stakeholders, khususnya dari dunia usaha dan industri sebagai pengguna
tenaga kerja (naker). Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengatakan dengan dilakukannya
sinergi, maka dapat dipastikan nantinya peserta lulusan pelatihan yang telah sesuai dengan
kebutuhan industri dan lebih mudah terserap. Pada akhirnya, program pelatihan vokasi akan
mengurangi biaya pelatihan/training dan investasi SDM bagi industri, sehingga tercipta simbiosis
mutualisme antara BLK dan industri.
SINERGI BLK-DUNIA USAHA AKAN PERCEPAT PENYERAPAN NAKER
JAKARTA, - Kementerian Ketenagakerjaan menekankan pentingnya membangun sinergi dan
kolaborasi antara BLK dengan stakeholders, khususnya dari dunia usaha dan industri sebagai
pengguna tenaga kerja (naker).
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengatakan dengan dilakukannya sinergi, maka dapat
dipastikan nantinya peserta lulusan pelatihan yang telah sesuai dengan kebutuhan industri dan
lebih mudah terserap. Pada akhirnya, program pelatihan vokasi akan mengurangi biaya
48