Page 144 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 JUNI 2021
P. 144

BPJS KETENAGAKERJAAN: PENDAPATAN IURAN JKK TURUN SEPANJANG 2020

              Jakarta  BPJS  Ketenagakerjaan  Anggoro  Eko  Cahyo  mengatakan  pendapatan  iuran  Jaminan
              Kecelakaan Kerja ( JKK ) mengalami penurunan sepanjang 2020. Penurunan tersebut terjadi
              karena adanya relaksasi iuran yang dilakukan oleh perusahaan.

              "Pendapatan iuran JKK mengalami penurunan sebagai dampak relaksasi iuran tahun lalu," kata
              Anggoro dalam konferensi pers online, Jakarta, Senin (31/5/2021).

              Adapun relaksasi iuran pada tahun lalu dilakukan agar peserta yang terdampak pandemi Virus
              Corona tetap bisa sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. "Sehingga agar para peserta bekerja
              menghadapi Covid-19 bisa tetap sebagai peserta," jelas Anggoro.

              "Relaksasi iuran tahun lalu sebagai bentuk kepedulian negara kepada pemberi kerja dan peserta
              dari dampak Covid-19. Hal ini terefleksi dari pendapatan iuran yang turun," sambungnya.
              Berbeda dengan pendapatan, klaim JKK justru terus meningkat. Hal tersebut juga dipengaruhi
              oleh pandemi. Namun dari sisi aset terjadi peningkatan yang ditopang oleh kinerja investasi.

              Adapun  total  aset  JKK  pada  tahun  lalu  tercatat  sebesar  Rp38,5  triliun.  "Jumlah  aset  tetap
              meningkat  karena  ini  ditopang  kinerja  investasi  dan  cukup  ditopang  oleh  iuran  yang  ada.
              Pendapatan iuran turun, klaim meningkat tapi aset tetap bisa naik," paparnya.

              Direktur  BPJS  Ketenagakerjaan  Anggoro  Eko  Cahyo  mengatakan,  Laporan  Keuangan  BPJS
              Ketenagakerjaan  dan  Program  Dana  Jaminan  Sosial  Ketenagakerjaan  mendapat  opini  Wajar
              Tanpa  Modifikasian  sesuai  kerangka  pelaporan  yang  diterapkan.  Laporan  ini  disusun  dan
              mengacu berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku.

              "Yaitu  PSAK  1  Penyajian  Laporan  Keuangan  untuk  BPJS  Ketenagakerjaan,  ISAK  35  Entitas
              Berorientasi Nirlaba untuk Program JKK dan JKM serta PSAK 18 Program Manfaat Purna Karya
              sebagai acuan Laporan Keuangan Program JHT dan JP," kata Anggoro dalam konferensi pers,
              Jakarta, Senin (31/5/2021).

              Laporan  Keuangan  BPJS  Ketenagakerjaan  dan  Dana  Jaminan  Sosial  Ketenagakerjaan  yang
              dipublikasikan diambil dari Laporan Keuangan untuk 2020 yang berakhir tanggal 31 Desember
              2020.  Laporan  keuangan  tersebut  telah  diaudit  oleh  Kantor  Akuntan  Publik  Razikun
              Tarkosunaryo, member of MSI Global Alliance.

              Adapun laporan keuangan publikasi ini disajikan untuk memenuhi Undang Undang Nomor 24
              Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan Peraturan Pemerintah Nomor 99
              Tahun 2013.

              "Aturan  tersebut  sebagaimana  telah  diubah  menjadi  Peraturan  Pemerintah  Nomor  55  Tahun
              2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2013 tentang Pengeloaan
              Aset Jaminan Sosial Ketenagakerjaan," kata Anggoro.

              Reporter: Anggun P. Situmorang Sumber: Merdeka.com.














                                                           143
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149