Page 359 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JULI 2021
P. 359

KEMENAKER TEGASKAN KARYAWAN YANG 100 PERSEN BEKERJA DARI RUMAH
              TETAP BERHAK MENDAPAT UPAH
              TRIBUN-COM - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menegaskan pekerja yang terpaksa
              melaksanakan work from home (WFH) 100 persen selama pemberlakuan pembatasan kegiatan
              masyarakat (PPKM) darurat tetap berhak mendapatkan upah.

              Dirjen  PHI  dan  Jamsos  Kemnaker  Indah  Anggoro  Putri  menyatakan,  pekerja  yang  terpaksa
              melaksanakan WFH 100 persen di masa PPKM Darurat berhak mendapatkan upah, karena pada
              prinsipnya upah adalah hak pekerja yang harus dibayarkan oleh pemberi kerja atau perusahaan.

              "Ya, pekerja tetap berhak dapat upah," kata Putri dalam keterangannya, Kamis (8/7/2021).

              Terkait besaran upah didasarkan pada kesepakatan dalam perjanjian kerja antara pekerja dan
              pengusaha.
              Menurut Putri, jika perusahaan mengalami kesulitan membayar upah kepada pekerja di masa
              PPKM Darurat, pihaknya mempersilakan perusahaan untuk menggunakan pedoman dalam Surat
              Edaran  Menaker  Nomor  M/3/HK.04/III/2020  tentang  Pelindungan  Pekerja/Buruh  dan
              Kelangsungan Usaha Dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19.

              Ia  menambahkan,  jika  ada  adjustment  besaran  upah  yang  akan  diterima  pekerja  sebagai
              dampak dari PPKM Darurat ini, maka harus didasari dengan bukti tertulis kesepakatan dari hasil
              dialog bipartit antara pekerja dan perusahaan.
              "Karena hasil dari dialog bipartit menjadi solusi terbaik antara pengusaha dan pekerja," ujarnya.

              Pemerintah telah memutuskan melaksanakan PPKM Darurat yang dilaksanakan pada 3-20 Juli
              2021 di Jawa dan Bali, di tengah meningkatnya penambahan kasus corona secara signifikan.

              Salah  satu  cakupan  pengetatan  adalah  seluruh  pekerja  di  sektor  nonesensial  harus
              melaksanakan bekerja dari rumah atau WFH.
              Sementara bagi pekerja sektor esensial dapat bekerja dari kantor dengan jumlah pekerja yang
              dibatasi 50 persen, sementara kritikal 100 persen.

              Terkait penerapan PPKM Darurat, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah sebelumnya
              meminta kepada pengusaha maupun perusahaan tidak memanfaatkan masa PPKM Darurat ini
              untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada karyawan.

              "Saya  mengingatkan  kepada  semua  pihak  agar  PPKM  Darurat  ini  tidak  dimanfaatkan  untuk
              memperburuk atau menambah masalah ketenagakerjaan." "Semua pihak harus mengupayakan
              agar dalam situasi ini tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) antara pengusaha dengan
              pekerja atau buruh," kata Menaker Ida.

              Ia juga meminta kepada pengusaha maupun pekerja atau buruh dan serikat pekerja atau serikat
              buruh hendaknya sama-sama memahami situasi saat ini dengan bijaksana.

              "Kita semua mengetahui bahwa kondisi saat ini tidak mudah bagi pekerja dan pengusaha, justru
              karena itulah solusi yang terbaik adalah selalu mengedepankan dialog bipartit antara pengusaha
              dengan pekerja maupun serikat buruh," ungkapnya.

              ( # Kemenaker # work from home # PPKM Darurat # sektor non-essential # Pekerja Sektor
              Esensial.




                                                           358
   354   355   356   357   358   359   360   361   362   363   364