Page 244 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 OKTOBER 2020
P. 244

MENAKER KLAIM PEMBAHASAN ATURAN TURUNAN UU CIPTA KERJA LIBATKAN
              SEMUA PIHAK

              Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida  Fauziyah  mengklaim  pembahasan  rancangan  peraturan
              pemerintah (RPP) sebagai aturan turunan UU Cipta Kerja telah melibatkan semua pihak. Namun,
              Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Mirah Sumirat mengaku tidak diundang.

              "Ketika membahas undang-undang (UU Cipta Kerja), kami sudah melakukan dialog sosial, dan
              dialog sosial akan terus kita lakukan untuk membahas peraturan pemerintahnya," kata Ida seusai
              menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad bersama Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB)
              Kabupaten Gresik, Sabtu (24/10/2020).

              Ida  menjelaskan  saat  ini  pemerintah  bersama Tripartit  Nasional  yang  terdiri  atas perwakilan
              pemerintah, pengusaha, serikat pekerja dan akademisi telah mulai membahas RPP. Harapannya,
              UU Cipta Kerja dapat segera diimplementasikan ketika sudah diundangkan.

              Saat ini, terdapat 4 RPP yang tengah dibahas Tripartit Nasional yaitu RPP tentang Pengupahan,
              RPP  tentang  Tenaga  Kerja  Asing,  RPP  tentang  Penyelenggaraan  Ketenagakerjaan,  dan  RPP
              tentang Jaminan Kehilangan Pekerjaan.

              "Kita sudah mulai pembahasan sejak Selasa. Saya sudah melakukan kick off bersama Tripartit
              Nasional. Duduk kembali, melihat kembali aturan-aturan yang perlu kita atur dalam peraturan
              pemerintah," imbuhnya.

              Dia  menambahkan  bahwa  Tripartit  Nasional  memiliki  waktu  3  bulan  untuk  membahas  RPP.
              Dalam masa 3 bulan tersebut, pihaknya akan terus mengefektifkan dialog sosial dan sosialisasi
              kepada stakeholder.
              "Batas waktunya 3 bulan, tapi kita akan mengefektifkan 3 bulan tersebut tidak hanya teman-
              teman  serikat  pekerja  dan  pengusaha,  kami  juga  sosialisasikan  ke  dinas  ketenagakerjaan,
              akademisi, forum rektor, dan banyak forum yang kami sosialisasikan," ujarnya.

              Meski pembahasan telah dimulai, sejumlah serikat pekerja memutuskan untuk tak terlibat dan
              melanjutkan penolakan terhadapa beleid tersebut.

              Presiden  Asosiasi  Serikat  Pekerja  (Aspek)  Mirah  Sumirat  mengatakan  bahwa  dirinya  tidak
              diundang dalam rapat pembahasan tersebut. Dia pun mengaku enggan terlibat jika diundang.

              "Kalau diundang pun kami tidak akan ikut. Secara logika tidak tepat karena kami telah menolak
              UU-nya. Padahal UU posisinya di atas peraturan pelaksana," kata Mirah kepada Bisnis, belum
              lama ini.

              Mirah  mengatakan  sejumlah  serikat  pekerja  tengah  memperjuangkan  upaya  pembatalan  UU
              sapu jagat ini dengan sejumlah cara, seperti judicial review. Namun, dia mengatakan Aspek
              bakal memilih opsi penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu).

              "Sejak  awal  kami  mendorong  lahirnya  Perppu  dengan  sejumlah  pertimbangan.  Proses
              penyusunan  UU  ini  sudah  kacau  sejak  awal,  minim  partisipasi  publik.  Ini  bukan  hanya
              kepentingan pekerja atau buruh, tapi dari klaster lain juga demikian," kata dia.
              Di  sisi  lain,  Konfederasi Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  yang  dipimpin oleh  Said  Iqbal  pun
              berencana melanjutkan aksi penolakan dengan rencana demonstrasi nasional di hadapan gedung
              DPR  RI.  Mereka  mendesak  diadakannya  legislative  review  oleh  sejumlah  fraksi  yang  telah
              menyatakan penolakan atas UU Cipta Kerja.


                                                           243
   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249