Page 25 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 OKTOBER 2020
P. 25
Hoax pada UU Cipta Kerja yang pertama adalah uang pesangon. Di media sosial sudah banyak
berita dan infografis yng beredar tentang draft RUU Cipta Kerja yang menghilangkan pesangon.
Padahal hal itu tidak benar. Jika ada pekerja yang dirumahkan, akan tetap berhak menerima
uang pesangon. Bahkan masih ditambah dengan jaminan kehilangan pekerjaan.
Sementara hoax kedua adalah tentang upah minimum regional. Istilah upah minimum Kota
diganti dengan upah minimun provinsi dan ditentukan oleh gubernur. Berarti menyederhanakan
standar pengupahan dan tidak akan mengurangi jumlah gaji para buruh. Perubahan nama dan
penentuan nominal upah tidak bermaksud merugikan mereka.
Hoax selanjutnya pada UU Cipta Kerja adalah tentang cuti. Ini isu yang paling santer bagi pekerja
wanita, karena ada berita bohong tentang dihapuskannya cuti hamil, melahirkan, dan cuti haid.
Padahal DPR sudah menjelaskan bahwa cuti tersebut tidak pernah ihapus. Selain itu, hak untuk
cuti tahunan selama 12 hari juga masih bisa diambil oleh para buruh.
Selain masalah cuti, ada hoax tentang pemecatan karyawan. Berita bohong yang tersebar adalah
karyawan boleh dipecat oleh perusahaan secara sepihak.
Padahal salah, karena perusahaan tidak boleh sembarangan merumahkan pegawainya. Apalagi
jika ia sakit atau kecelakaan kerja, tidak bisa di-PHK begitu saja. Seorang karyawan boleh dipecat
karena melanggar hukum.
Hoax selanjutnya pada UU Cipta Kerja adalah tenaga kerja asing. Hal ini yang membuat buruh
kebat-kebit karena takut mereka akan merampas lowongan kerja. Padahal tidak sembarang TKA
yang boleh masuk ke Indonesia. Uanya jabatan dan posisi tertentu yang boleh diisi oleh pekerja
asing. Jadi, mereka tak akan masuk ke Indonesia secara masif.
Banyaknya hoax UU Cipta Kerja menunjukkan masyarakat yang kurang meneliti mana media
online yang bermutu, mana yang hanya menyebarkan berita bohong.
Apalagi jika berita itu dishare di media sosial. Kebanyakan orang hanya membaca judulnya lalu
menyimpulkan sendiri. Padahal jadi bahaya karena bisa jadi isi dan judul beritanya berbeda jauh.
Masyarakat diminta tidak mudah panas dalam membaca berita. Periksa terlebih dahulu apa kali
itu benar atau hoax.
Jika hoax sudah tersebar, apalagi pada hal yang penting seperti UU Cipta Kerja, maka akan
sangat bahaya. Karena pendemo yang su-dah termakan hoax bisa dimanfaatkan provokator
untuk kepentingan politis.
24