Page 155 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 155

KENDALA INVESTOR KE RI DIHARAPKAN BISA TERATASI

              JAKARTA - Kehadiran Undang-Undang Cipta Kerja yang sempat menuai protes dari beberapa
              elemen pekerja diharapkan bisa mengatasi kendala para investor untuk masuk ke Indonesia.
              Sebab, selama ini investor menilai ketidakpastian hukum masih tinggi karena banyaknya aturan
              yang tumpang tindih.

              Kepala Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal
              Damuri, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (8/10), mengatakan produk legislasi tersebut
              harus  mampu  meningkatkan  daya  tarik  Indonesia  terhadap  investor,  baik  lokal  maupun
              penanaman modal asing langsung (PMA).

              Menurut Jose, selama ini proses perizinan usaha kerap dikeluhkan investor karena banyak aturan
              yang tidak sinkron antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. UU Cipta kerja diharapkan
              memperbaiki  iklim  investasi  dalam  jangka  menengah  panjang,  sehingga  dunia  usaha  lebih
              bergairah dan pada akhirnya ekonomi tumbuh.
              Meskipun  masih  ada  kelompok  yang  menolak  UU  Cipta  Kerja  tersebut,  namun  yang  paling
              penting saat ini adalah fokus mengawal proses penyusunan Peraturan Pemerintah (PP) agar
              sejalan dengan kepentingan UU tersebut.

              "Dari UU tentu setelah itu peraturan pemerintah. Kemudian masuk lagi ke peraturan di tingkat
              kementerian. Lalu, masuk ke peraturan daerah, ini yang harus sinkron. Jangan di atas sudah
              baik, bawahnya tidak sinkron," katanya.

              Kelompok yang belum menerima regulasi tersebut, katanya, bisa mengawal implementasi UU
              Cipta  Kerja  agar  berjalan  sesuai  dengan  cita-cita  pembentukan  aturan  yaitu  menyediakan
              lapangan kerja, bukan sekadar menghadirkan investasi.

              Hal yang tidak kalah penting adalah memastikan investasi yang masuk ke Indonesia berkategori
              padat  karya  dan  menciptakan  lapangan  kerja,  bukan  investasi  yang  justru  menimbulkan
              persoalan bagi masyarakat dan lingkungan. "Jadi, perlu diingat juga bahwa UU ini bukan tentang
              investasi, tetapi UU Cipta Kerja. Artinya, penciptaan lapangan kerja," katanya.

              Dia  berharap  regulasi  tersebut  tidak  bernasib  seperti  UU  Ketenagakerjaan  yang  justru
              menciptakan disinsentif bagi dunia usaha untuk masuk ke sektor yang padat karya. "Tahun 2003
              bertepatan dengan implementasi UU Ketenagakerjaan dan bom komoditas, tapi lapangan kerja
              di industri manufaktur hanya kurang dari lima ribu orang per tahun," katanya.

              Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida  Fauziyah,  dalam  sosialisasi  UU  Cipta  Kerja  membantah
              ditiadakannya hak cuti pekerja seperti cuti haid dan melahirkan. "Memang tidak diatur di Undang-
              Undang Cipta Kerja. Artinya, kalau tidak dihapus berarti undang-undang yang lama tetap eksis,
              namun  undang-undang  ini  memerintahkan  untuk  pengaturan  lebih  detailnya  di  peraturan
              pemerintah (PP)," kata Ida.
              Ida juga menjelaskan bahwa waktu tetap mengikuti ketentuan UU Ketenagakerjaan, meliputi
              tujuh jam sehari dan 40 jam satu pekan untuk enam hari kerja dalam sepekan. Demikian juga
              dengan waktu kerja delapan jam sehari dan 40 jam satu pekan untuk lima hari kerja dalam satu
              pekan. Sedangkan lembur tetap diatur maksimal empat jam dalam sehari. n.









                                                           154
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160