Page 25 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 25

yang dirugikan dengan adanya UU tersebut. Menurut Prof Soekamto/ saat ini sangat riskan jika
              melakukan aksi demonstrasi, mengingat masih dalam masa pandemi COVID-19.
              Jika masyarakat dan sekelompok organisasi merasa UU tersebut merugikan dan tidak berpihak
              pada kaum buruh dan masyarakat, baiknya diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

              Soekamto menjelaskan jika telah diteliti substansi dan diinventarisasi Uu tersebut ada substansi
              yang merugikan buruh dan tidak berpihak kepada masyarakat, baiknya disusun dalam bentuk
              laporan dan dilaporkan ke MK.

              Tindakan tersebut akan lebih elegan dilaksanakan ketimbang melakukan aksi demonstrasi di
              tengah pandemi COVID-19 saat ini. "Sampai saat ini MK merupakan mahkamah yang sangat
              dipercaya, dulu sudah pernah Undang Undang Ketenagakerjaan digugat dan undang undang
              tersebut dibatalkan," kata Soekamto.

              Selain itu, jika disusun laporan dan dilaporkan ke MK maka akan lebih efektif dan efisien untuk
              menyuarakan hak-hak buruh dan masyarakat yang dirugikan dengan adanya Undang Undang
              Cipta Kerja tersebut.

              Dia  mengingatkan  adanya  kemungkinan  aksi  demonstrasi  ditunggangi  oknum  yang  ingin
              mengambii keuntungan dari' aksi-aksi yang dilakukan di beberapa daerah, khususnya di Jambi.
              "Saya rasa mengajukan ke MK akan lebih efektif dan efisien," kata Prof Soekamto. *

              Kemudahan Investasi
              Kepala Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal
              Damuri mengatakan UU Cipta Kerja dapat bermanfaat untuk mengatasi kendala para investor
              untuk masuk ke Indonesia.

              ' 'lni akan bermanfaat sekali terhadap peningkatan daya tarik Indonesia terhadap investasi, baik
              itu dari dalam negeri atau luar.negeri," kata Yose dalam pernyataan di Jakarta, Kamis.

              Dia menjelaskan selama ini masih banyak aturan tumpang tindih yang menghambat birokrasi
              dalam proses perizinan usaha, bahkan peraturan daerah (perda) terkadang tidak sejalan dengan
              regulasi pemerintah pusat.

              Karena  itu,  menurut  Yose,  manfaat  regulasi  ini  adalah  memberikan  kemudahan  usaha  yang
              dalam  jangka  menengah  panjang  dapat  meningkatkan  gairah  inVestasi  dan  pertumbuhan
              ekonomi. "Di dalam Omni-bus Law itu diberikan semacam legal basis untuk memperbaiki aturan
              di daerah. Begitu juga misalnya masalah perizinan atau juga masalah limitasi yang selama ini
              ada untuk investasi. Sebelumnya banyak sekali di undang-undang itu pembatasan-pembatasan
              untuk investasi," katanya.

              Yose menyadari masih banyak kelompok yang menolak UU Cipta Kerja karena masih ada poin-
              poin  yang  menimbulkan  pertanyaan.  Untuk  itu  fokus  selanjutnya  adalah  mengawal  proses
              penyusunan Peraturan Pemerintah (Pp) agar sejalan dengan kepentingan UU tersebut.

              "Dari UU tentu setelah itu peraturan pemerintah, kemudian masuk lagi ke peraturan di tingkat
              kementerian. Lalu masuk ke peraturan daerah. Nah, ini yang harus sinkron. Jangan di atas sudah
              baik, bawahnya tidak sinkron," katanya.

              Dia menambahkan kelompok penolak juga bisa mengawal implementasi UU Cipta Kerja agar
              berjalan sesuai cita-cita pembentukan aturan yaitu menyediakan lapangan kerja, bukan sekadar
              menghadirkan investasi.





                                                           24
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30