Page 321 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 321

Menurutnya,  berdasarkan  Undang-Undang  Nomor  12  Tahun  2011  tentang  Pembentukan
              Peraturan  Perundang-undangan,  DPR  memiliki  waktu  paling  lama  tujuh  hari  untuk
              menyampaikan RUU yang telah disahkan kepada presiden.

              "Pada praktiknya karena ini 1.000 halaman, maka harus dicek satu-satu," kata dia.

              "Saya bahkan lihat ada lima versi yang berbeda-beda, ada di halaman sekian yang beda atau
              salah. Tapi ya sudah, yang penting dibawa ke paripurna nanti kami sisir lagi," imbuhnya.

              Baidowi pun membantah bahwa kesalahan-kesalahan itu diakibatkan RUU Cipta Kerja dibahas
              dan disahkan dengan tergesa-gesa.

              Namun, Awi mengamini bahwa pembahasan RUU Cipta Kerja dibatasi waktu, yaitu dalam tiga
              kali masa persidangan DPR.

              "Dalam pengesahan RUU, semua ada kesempatan untuk melakukan koreksi. Bukan mengubah
              substansi. Apalagi pembahasan UU ini kan kami dibatasi waktu, yaitu tiga kali masa sidang. Jadi
              harus disahkan. Tapi kan sudah selesai, kecuali belum selesai lalu disahkan itu repot," kata Awi.

              "Ini sudah selesai di tingkat Panja, tim perumus sudah selesai. Salah-salah ketik itu manusiawi,
              kecuali salah substansi itu tidak boleh," tegasnya.

              Banyak hoax  Sementara itu, Anggota Baleg dari Golkar Firman Subagyo mengakui pihaknya
              masih merapikan  UU Cipta Kerja  .

              "Sampai  hari  ini,  kami  sedang  rapikan  (kami  baca  dengan  teliti)  kembali  naskahnya,  jangan
              sampai ada salah  typo  dan sebagainya."  "Nanti hasil itu akan segera di kirim ke Presiden untuk
              ditandatangani jadi undang-undang, dan sudah bisa dibagikan ke masyarakat," papar anggota
              Baleg DPR  Firman Soebagyo lewat keterangan tertulis, Kamis (8/10/2020).

              Menurutnya, saat ini banyak beredar draf RUU Cipta Kerja yang belum final di publik dan media
              sosial, seperti cuti haid, cuti kematian, upah minimum, yang saat ini di undang-undang sudah
              mengalami perubahan.

              "Beredar di media sosial, kemudian viral dan justru itu memprovokasi."  "Baik itu dari buruh,
              maupun  masyarakat  dan  mahasiswa.  karena  kurang  akuratnya  wdata  serta  informasi  yang
              diperoleh," papar politikus Partai Golkar itu.
              Oleh sebab itu, Firman mengajak semua pihak sama-sama meluruskan informasi terkait Undang-
              undang Cipta Kerja ke masyarakat secara baik.

              "Anggota DPR, masyarakat, tokoh masyarakat, lembaga, ikut mendorong kenadalikan masalah
              informasi tidak benar ini," ajak Firman.

              Disahkan DPR  Diberitakan sebelumnya, DPR mengesahkan RUU Cipta Kerja menjadi undang-
              undang.

              Hal tersebut diputuskan dalam rapat paripurna masa persidangan I Tahun Sidang 2020-2021 di
              Gedung Nusantara DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/10/2020).

              "Berdasarkan yang telah kita simak bersama, saya mohon persetujuan. Bisa disepakati?" Tanya
              Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin selaku pimpinan rapat paripurna.

              "Setuju," jawab para anggota dewan.






                                                           320
   316   317   318   319   320   321   322   323   324   325   326