Page 404 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 404

dalam keterangan tertulis, Kamis (8/10/2020). Padahal, RUU Cipta Kerja telah disahkan menjadi
              undang-undang lewat rapat paripurna DPR yang dipercepat pada Senin (5/10/2020) dari yang
              seharusnya Kamis hari ini.



              UU CIPTA KERJA SUDAH DISAHKAN, TAPI BALEG SEBUT BELUM ADA NASKAH
              FINAL

              Anggota Badan Legislasi (Baleg)  DPR  Firman Soebagyo mengatakan, belum ada naskah final
              RUU Cipta Kerja.

              Menurut Firman, masih ada beberapa penyempurnaan yang dilakukan terhadap draf RUU Cipta
              Kerja.

              "Artinya, bahwa memang draf ini dibahas tidak sekaligus final, itu masih ada proses-proses yang
              memang  secara  tahap  bertahap  itu  kan  ada  penyempurnaan,"  katanya  dalam  keterangan
              tertulis, Kamis (8/10/2020).

              Padahal, RUU Cipta Kerja telah disahkan menjadi undang-undang lewat rapat paripurna DPR
              yang dipercepat pada Senin (5/10/2020) dari yang seharusnya Kamis hari ini.

              Karena itu, dia menilai pendapat publik terhadap RUU Cipta Kerja banyak yang keliru.
              Ia khawatir banyak orang yang terprovokasi dengan naskah yang belum final dan beredar di
              media sosial.

              "Kalau  ada  pihak-pihak menyampaikan  melalui  pandangan  lama  pastinya  akan  beda  dengan
              yang final. Apalagi kalau mereka hanya di ujung," ujar Firman.

              Firman  pun  mencontohkan,  misalnya,  ketentuan  cuti  haid,  cuti  kematian,  upah  minimum,
              pembatasan  outsourcing  , hingga pesangon diatur dalam  UU Cipta Kerja  .

              Ia  menjelaskan,  klausul  mengenai  pesangon  memang  awalnya  sesuai  UU  Ketenagakerjaan
              Nomor 13/2003, yaitu sebanyak 32 kali upah. Namun, 32 kali itu yang mampu melaksanakan itu
              hanya 7 persen perusahaan.
              Akhirnya, Baleg DPR dan pemerintah menyepakati pesangon sebanyak 25 kali upah ditambah 6
              kali yang dijamin negara lewat Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).

              "Artinya kalau membuat UU itu harus bisa dilaksanakan. Tidak bisa membuat UU kasih pesangon
              32 kali tapi tidak bisa dieksekusi malah rakyat makin dibohongi," ujarnya.

              "Nah, dari 25 kali itu ada jaminan kehilangan pekerjaan," imbuh Firman.
              Ia menegaskan sampai hari ini DPR masih memperbaiki naskah final UU Cipta Kerja. Setelah itu,
              DPR akan segera menyerahkan naskah UU kepada presiden.

              "Sampai hari ini kita sedang rapikan, kita baca dengan teliti kembali naskahnya jangan sampai
              ada salah  typo  dan sebagainya," kata Firman.

              "Nanti hasil itu akan segera dikirim ke presiden untuk ditandatangani jadi UU dan sudah bisa
              dibagikan ke masyarakat," tuturnya.

              RUU  Cipta  Kerja  telah  disahkan  DPR  menjadi  undang-undang  pada  Senin  (5/10/2020).
              Pemerintah  yang  diwakili  Menteri  Koordinator  Bidang Perekonomian Airlangga  Hartarto  hadir
              dalam rapat paripurna untuk menyampaikan tanggapan akhir presiden.

                                                           403
   399   400   401   402   403   404   405   406   407   408   409