Page 434 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 OKTOBER 2020
P. 434
Sekitar 30 menit kemudian, massa yang mengendarai ratusan sepeda motor bergabung bersama
dari berbagai arah.
Massa yang tergabung dalam aksi #JogjaMemanggil ini menyuarakan tuntutan pencabutan
Omnibus Law UU Cipta Kerja, menyampaikan mosi tidak percaya pada DPR, serta menyerukan
pembentukan Dewan Rakyat.
Hingga berita ini diturunkan, massa aksi masih terkonsentrasi bu bundaran UGM yang nantinya
akan bergerak menuju Tugu pal putih dan bergerak ke Kawasan Malioboro Yogyakarta.
Sebelumnya, Humas Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) Revo Lusi memprediksi akan ada ribuan
anggota massa dari elemen buruh, mahasiswa, seniman, hingga NGO di Yogyakarta akan turut
bergabung dalam aksi #JogjaMemanggil, pada Kamis (8/10).
"Rencananya juga akan ada aksi teratrikal, serta rapat visual dari sejumlah seniman," kata Revo
kepada CNNIndonesia.com, kemarin.
Sebelum aksi ini, ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi kemahasiswaan yang tergabung
dalam Seruan Mahasiswa Bersatu juga sudah menggelar aksi unjuk rasa menentang Omnibus
Law di pertigaan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Rabu (7/10).
Koordinator aksi, Mon mengatakan, aksi kali ini sebagai bentuk penolakan atas pengesahan
Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja oleh DPR RI.
"karena Undang-Undang ini mencelakakan seluruh rakyat," tegas Mon di sela-sela aksinya.
Pihaknya juga menyampaikan mosi tidak percaya kepada DPR dan pemerintahan Jokowi - Ma'ruf
Amin, dengan membentuk Dewan Rakyat.
"Kami akan terus menggalang kekuatan rakyat dengan menawarkan bentuk Dewan Rakyat
sendiri sebagai lembaga untuk merepresentasikan kaum buruh, tani, mahasiswa, dan kaum
miskin kota," cetus dia.
Mahasiswa di Yogyakarta mulai menggelar unjuk rasa menyuarakan penolakan Omnibus Law UU
Cipta Kerja, Kamis (8/10). (Foto: CNN Indonesia/Sutriyati) (sut/arh).
433